Bangli (Antara Bali) - Petani Kintamani, Bangli, Bali, mulai panen jeruk.
"Bulan Juli, Agustus hingga September merupakan musim panen raya untuk jeruk Kintamani. Tahun lalu, jeruk jenis sistem dijual dengan harga Rp 5.000 per kilogram, bulan ini jeruk jenis itu dijual dengan harga Rp 6.000 per kilogram," kata I Wayan Rajeg, salah satu petani jeruk asal Desa Belancan, Kintamani, Bali, Jumat.
Kenaikan harga jeruk ini, kata Rajeg, disebabkan pada bulan Juli ini masih jarang yang panen. Memasuki bulan Agustus sampai September, semua petani di wilayah itu akan memanen jeruknya.
"Biasanya pada saat panen akbar harga jeruk akan merosot, tetapi kami optimis hal itu tak terjadi seperti tahun lalu," jelasnya.
Untuk mengantisipasi anjloknya harga jeruk manis dari daerah dingin itu, para petani menjual jeruknya ke pulau Jawa.
"Kalau sudah dikirim ke jawa, otomatis harganya akan stabil. Kalau melayani pasar di Bali saja, dipastikan harga jeruk akan turun," kata Rajeg.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Bulan Juli, Agustus hingga September merupakan musim panen raya untuk jeruk Kintamani. Tahun lalu, jeruk jenis sistem dijual dengan harga Rp 5.000 per kilogram, bulan ini jeruk jenis itu dijual dengan harga Rp 6.000 per kilogram," kata I Wayan Rajeg, salah satu petani jeruk asal Desa Belancan, Kintamani, Bali, Jumat.
Kenaikan harga jeruk ini, kata Rajeg, disebabkan pada bulan Juli ini masih jarang yang panen. Memasuki bulan Agustus sampai September, semua petani di wilayah itu akan memanen jeruknya.
"Biasanya pada saat panen akbar harga jeruk akan merosot, tetapi kami optimis hal itu tak terjadi seperti tahun lalu," jelasnya.
Untuk mengantisipasi anjloknya harga jeruk manis dari daerah dingin itu, para petani menjual jeruknya ke pulau Jawa.
"Kalau sudah dikirim ke jawa, otomatis harganya akan stabil. Kalau melayani pasar di Bali saja, dipastikan harga jeruk akan turun," kata Rajeg.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010