Tangerang (Antara Bali) - Pemerintah Kota Tangerang, Banten, melestarikan lomba perahu naga sebagai wujud dari akulturasi budaya nusantara.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Minggu, mengatakan, lomba perahu naga merupakan proses akulturasi budaya masyarakat dan menjadikan Kota Tangerang sebagai barometer pelestarian budaya nusantara.
Menurut dia, bertahun-tahun nilai-nilai kebudayaan masyarakat Tiongkok dapat berbaur dengan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Tangerang.
Masyarakat bisa saling melengkapi perbedaan dalam kemajemukan sehingga konflik dapat dihindari di Kota Tangerang.
"Lomba perahu naga sebagai media untuk menjalin tali persaudaraan masyarakat yang majemuk. Perayaan ini juga untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat," kata Arief dalam acara lomba perahu naga di sungai cisadane Kota Tangerang.
Sementara itu, Festival Peh Cun yang diisi dengan Lomba Perahu Naga tahun ini diikuti oleh 21 Kelompok Pendayung di Kota Tangerang.
Festival Peh Cun diperingati setiap tahun untuk mengenang seorang pemimpin kala itu yang rela berkorban dengan menceburkan dirinya ke sungai dalam mempertahankan kebenaran, kejujuran dan keadilan.
Perayaan Peh Cun atau dikenal dengan sebutan Twan Yang Jie dilakukan di Pasar Lama Tangerang, Klenteng Boen Tek Bio, Sungai Cisadane.
Festival ini dihiasi atraksi Gambang Kromong yang merupakan bentuk akulturasi budaha Tionghoa dengan Betawi.
Selain itu, kegiatan tahunan ini juga dimeriahkan dengan ritual melempar bakcang, dan tabur bunga di sungai. Masyarakat Tangerang tampak antusias mengikuti Festival Peh Cun ini.
Pada kesempatan tersebut hadir pula, Plt. Gubernur Banten, Rano Karno dan juga pendiri Museum Benteng Heritage, Hudaya Halim. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Minggu, mengatakan, lomba perahu naga merupakan proses akulturasi budaya masyarakat dan menjadikan Kota Tangerang sebagai barometer pelestarian budaya nusantara.
Menurut dia, bertahun-tahun nilai-nilai kebudayaan masyarakat Tiongkok dapat berbaur dengan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Tangerang.
Masyarakat bisa saling melengkapi perbedaan dalam kemajemukan sehingga konflik dapat dihindari di Kota Tangerang.
"Lomba perahu naga sebagai media untuk menjalin tali persaudaraan masyarakat yang majemuk. Perayaan ini juga untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat," kata Arief dalam acara lomba perahu naga di sungai cisadane Kota Tangerang.
Sementara itu, Festival Peh Cun yang diisi dengan Lomba Perahu Naga tahun ini diikuti oleh 21 Kelompok Pendayung di Kota Tangerang.
Festival Peh Cun diperingati setiap tahun untuk mengenang seorang pemimpin kala itu yang rela berkorban dengan menceburkan dirinya ke sungai dalam mempertahankan kebenaran, kejujuran dan keadilan.
Perayaan Peh Cun atau dikenal dengan sebutan Twan Yang Jie dilakukan di Pasar Lama Tangerang, Klenteng Boen Tek Bio, Sungai Cisadane.
Festival ini dihiasi atraksi Gambang Kromong yang merupakan bentuk akulturasi budaha Tionghoa dengan Betawi.
Selain itu, kegiatan tahunan ini juga dimeriahkan dengan ritual melempar bakcang, dan tabur bunga di sungai. Masyarakat Tangerang tampak antusias mengikuti Festival Peh Cun ini.
Pada kesempatan tersebut hadir pula, Plt. Gubernur Banten, Rano Karno dan juga pendiri Museum Benteng Heritage, Hudaya Halim. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014