Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 935.494,93 dolar AS dari pengapalan kerajinan tas berbahan baku kulit selama triwulan I-2014, meningkat 69,05 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya 553.382,79 dolar AS.

"Sedangkan dari segi volume merosot 49,82 persen dari 1,07 juta unit pada triwulan I-2013 menjadi hanya 537.207 unit pada triwulan I-2014," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan penurunan dari segi volume, namun perolehan devisa meningkat signifikan itu menunjukkan kerajinan tas hasil sentuhan tangan-tangan terampilan perajin Bali, harga per satuan unitnya semakin mahal.

Kerajinan tas merupakan salah satu dari delapan jenis matadangan hasil industri kecil skala rumah tangga yang menembus pasaran mancanegara.

Jenis hasil industri lainnya adalah komponen rumah jadi, ikan dalam kaleng, plastik, sepatu (alas kaki) serta tekstil dan produk tekstil.

Tas dibuat dari bahan baku kulit itu dikombinasikan dengan manik-manaik (mote) hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali cukup disenangi para wanita dan pria dari semua golongan umur di berbagai negara belahan dunia.

Ketut Teneng menambahkan, industri kerajinan termasuk tas menghasilkan devisa 49,98 juta dolar AS atau 37,60 persen dari total ekspor Bali mencapai 132,96 juta dolar AS.

Aneka jenis tas dan sepatu dari bahan baku kulit itu juga dipajangkan penjual toko cindera mata di sebagian besar objek wisata di Pulau Dewata, disamping dijual oleh toko oleh-oleh yang bertebaran di Kota Denpasar.

Kerajinan tas yang diproduksi dalam berbagai jenis rancang bangun (disain) yang unik dan menarik itu 38,80 persen di antaranya diserap pasaran Jepang, persentase tertinggi dari sepuluh negara terbanyak yang menampung hasil industri skala rumah tangga Pulau Dewata.

Ketut Teneng menjelaskan, sisanya diserap pasaran Singapura 15,84 persen, menyusul Amerika Serikat 6,78 persen, Malaysia 0,41 persen, Australia 4,70 persen, Singapura 15,84 persen, Hong Kong 0,68 persen dan Inggris 0,41 persen.

Selain itu juga menembus pasaran Prancis 5,99 persen, Jerman 3,09 persen, Spanyol 4,53 persen dan sisanya 18,75 persen ke sejumlah negara lainnya di belahan dunia, ujar Ketut Teneng. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014