Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 58 unit pusat pelayanan rabies disiagakan di Seluruh Kabupaten/Kota di Bali untuk mengantisipasi terjadinya kasus gigitan anjing yang cukup tinggi di Bali.

"Untuk itu kami sudah menyiagakan 58 unit rabies center yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat jika mengalami gigitan anjing," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan (P2PL) dr Gede Wira Sunetra di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan dari 58 unit rabies center tersebut paling banyak terdapat di Kabupaten Gianyar dengan jumlah 14 unit, Jembrana (10), Badung (7), Buleleng (7), Tabanan (6), Klungkung (4), Karangasem (4), dan Bangli (3).

"Sedangkan di kota Denpasar kami hanya menyiagakan sebanyak tiga unit pusat pelayanan rabies," ujarnya.

Upaya siaga unit pelayanan rabies tersebut dilakukan karena Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat jumlah kasus gigitan anjing tahun 2013 hingga April 2014 meningkat menjadi 3.782 insiden yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali.

Gede Wira mengatakan dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama rata-rata jumlah kasus gigitan anjing yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan mencapai 3.724 insiden.

Untuk insiden kematian yang diakibatkan kerena gigitan anjing pada bulan Januari hingga April 2014, lanjut dia, belum sampai ada korban yang meninggal dunia. "Saya berharap tidak ada yang kasus kematian dan tergigit anjing ini," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa baru ditemukan satu kasus gigitan anjing yang dicurigai positif rabies di Kabupaten Buleleng, Bali. Namun, untuk di wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung belum ditemukan kasus serupa.

Pada tahun 2013 hingga April 2014 per bulan di Kota Denpasar terdapat sebanyak 521 kasus gigitan anjing, Kabupaten Badung (720), Gianyar (562), Buleleng (460), Tabanan (450), Karangasem (359), Bangli (283), Klungkung (216), dan Jembrana (191).

"Untuk kasus gigitan anjing paling tinggi terdapat di Kabupaten Badung dengan 720 insiden," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tanda-tanda anjing yang terindikasi penyakit rabies dapat dilihat dari banyaknya pengeluaran air liur yang tampak pada hewan (hipersalivasi) tersebut.

"Selain itu biasanya anjing yang tampak pendiam kemudian menjadi sangat agresif, dan takut melihat air juga menjadi tanda anjing tersebut mengidap rabies," ujarnya.

Apabila ada masyararakat tergigit anjing yang diduga rabies agar secepat mungkin membersihkan lukanya dan segera ke rumah sakit untuk dilakukan pemberian Vaksinasi Anti-Rabies (VAR).

"Saya mengimbau kepada masyarakat apabila tergigit anjing agar sesegera mungkin membersihkan luka tersebut," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014