Denpasar (Antara Bali) - Pasaran Amerika Serikat menyerap 19,56 persen ekspor matadagangan tekstil dan produk tekstil (TPT) asal Bali dengan meraup devisa 7,87 juta dolar AS selama Maret 2014.
Perolehan devisa dari TPT itu merosot 16,23 persen dibanding Maret tahun sebelumnya senilai 9,39 juta dolar AS, kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, aneka jenis produk TPT antara lain busana dalam berbagai rancang bangun (disain) untuk semua umur, baik pria maupun wanita yang juga diserap oleh pasar Prancis sebesar 14,86 persen.
Hasil kreativitas pekerja skala rumah tangga maupun perusahaan skala kecil juga menjangkau pasaran Jepang 5,52 persen, Singapura 4,47 persen, Australia 8,47 persen, Italia 5,25 persen dan Spanyol 2,65 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 0,92 persen, Jerman 3,89 persen dan sisanya 22,28 persen ke berbagai negara di belahan dunia.
Seorang pengusaha eksportir Bali, Ni Nyoman Sukerti dalam kesempatan terpisah menjelaskan, realisasi perdagangan ekspor pakaian jadi perajin Bali kini tidak secerah belasan tahun silam, namun tetap ada saja yang dikirim ke pasaran ekspor terutama ke Amerika Serikat.
Perdagangan pakaian jadi sekarang tidak lagi yang terbesar, melorot dari peringkat pertama menjadi ke urutan tiga setelah kerajinan kayu dan ikan termasuk udang.
Dengan demikian banyak pengusaha pakaian di Pulau Dewata sekarang tidak lagi terlalu bergairah, mengingat pangsa pasar yang semakin berkurang, disamping adanya persaingan ketat dari negara tetangga serta kondisi ekonomi konsumen belum pulih benar.
Pengusaha pakaian di Bali kini banyak berpaling dengan merebut pangsa pasar lokal hanya untuk bisa bertahan hidup, katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Perolehan devisa dari TPT itu merosot 16,23 persen dibanding Maret tahun sebelumnya senilai 9,39 juta dolar AS, kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, aneka jenis produk TPT antara lain busana dalam berbagai rancang bangun (disain) untuk semua umur, baik pria maupun wanita yang juga diserap oleh pasar Prancis sebesar 14,86 persen.
Hasil kreativitas pekerja skala rumah tangga maupun perusahaan skala kecil juga menjangkau pasaran Jepang 5,52 persen, Singapura 4,47 persen, Australia 8,47 persen, Italia 5,25 persen dan Spanyol 2,65 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 0,92 persen, Jerman 3,89 persen dan sisanya 22,28 persen ke berbagai negara di belahan dunia.
Seorang pengusaha eksportir Bali, Ni Nyoman Sukerti dalam kesempatan terpisah menjelaskan, realisasi perdagangan ekspor pakaian jadi perajin Bali kini tidak secerah belasan tahun silam, namun tetap ada saja yang dikirim ke pasaran ekspor terutama ke Amerika Serikat.
Perdagangan pakaian jadi sekarang tidak lagi yang terbesar, melorot dari peringkat pertama menjadi ke urutan tiga setelah kerajinan kayu dan ikan termasuk udang.
Dengan demikian banyak pengusaha pakaian di Pulau Dewata sekarang tidak lagi terlalu bergairah, mengingat pangsa pasar yang semakin berkurang, disamping adanya persaingan ketat dari negara tetangga serta kondisi ekonomi konsumen belum pulih benar.
Pengusaha pakaian di Bali kini banyak berpaling dengan merebut pangsa pasar lokal hanya untuk bisa bertahan hidup, katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014