Denpasar (Antara Bali) - Satu pasien yang diduga mengidap penyakit koronavirus (MERS-CoV) kembali ditemukan di Bali dan saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.
"Kemarin (8/5) ada pasien sore-sore datang ke UGD Sanglah, pasien itu mengeluh batuk sudah beberapa lama. Yang menjadi permasalahan adalah pasien ada riwayat melakukan bepergian umroh. Dengan informasi seperti itu, selanjutnya kami melakukan pendalaman atas kasus ini," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Sanglah Denpasar dr Ken Wirasandhi di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, pasien dengan inisial AOk (26) itu sebelum berangkat umroh memang sudah sakit batuk, tetapi karena jadwal harus berangkat tetap memutuskan berangkat sehingga datang dari umroh baru memeriksakan diri kembali ke rumah sakit.
"Secara klinis, pasien dengan keluhan seperti ini, ada riwayat kontak ke daerah yang terpapar, maka kalau datang ke unit pelayanan kesehatan seperti RSUP Sanglah itu langsung tergolong suspect (terduga) sampai kami mampu membuktikan bahwa pasien itu tidak terjangkit MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus)," ujarnya.
Ken menambahkan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan RSUP Sanglah, pasien masih dalam kondisi stabil. Demikian juga dari gambaran klinis masih bagus dan hasil laboratorium menunjukkan ia menderita pneumonia yang tidak disebabkan oleh virus.
"Karena situasi yang mengharuskan kita waspada, pasien-pasien dengan risiko kemudian datang ke daerah terpapar seperti Timur Tengah dan mengalami batuk, itu suatu indikasi yang mengharuskan kami intens melakukan pengawasan. Meskipun secara laboratorium tidak ada gambaran virus, kami tetap menempatkan pasien itu di ruang isolasi," ujarnya.
Pasien terduga penyakit koronavirus itu kini dirawat di Ruang Isolasi Nusa Indah, RSUP Sanglah. AOk juga menjalani pemeriksaan VCR dan saat ini dalam proses menunggu hasilnya. Pihaknya berharap pasien tersebut benar-benar murni mengidap pneumonia sehingga terbebas dari dugaan MERS-CoV.
Ken menegaskan, dikategorikan suspect memang kalau ada riwayat kontak atau datang dari daerah terpapar. Yang dimaksud kontak itu diantaranya menangani pasien atau pernah kontak dengan keluarga pasien terus sakit. Tetapi kalau tidak ada kontak maupun datang dari daerah terpapar, tentu dikategorikan terkena flu biasa.
Pasien AOk dikabarkan kembali dari umroh pada 28 April 2014. Pasien asal Kota Denpasar tersebut pergi umroh dengan beberapa temannya yang ada di Medan, Sumatera Utara.
Sebelumnya pasien yang diduga mengidap MERS-CoV dengan inisial AS (50) juga sempat dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, sejak Selasa (6/5) akhirnya meninggal dunia pada Rabu (7/5). Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menyatakan AS dipastikan negatif terjangkit MERS-CoV berdasarkan hasil pemeriksaaan dari Laboratorium Biomol dan Litbangkes Kementerian Kesehatan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kemarin (8/5) ada pasien sore-sore datang ke UGD Sanglah, pasien itu mengeluh batuk sudah beberapa lama. Yang menjadi permasalahan adalah pasien ada riwayat melakukan bepergian umroh. Dengan informasi seperti itu, selanjutnya kami melakukan pendalaman atas kasus ini," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Sanglah Denpasar dr Ken Wirasandhi di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, pasien dengan inisial AOk (26) itu sebelum berangkat umroh memang sudah sakit batuk, tetapi karena jadwal harus berangkat tetap memutuskan berangkat sehingga datang dari umroh baru memeriksakan diri kembali ke rumah sakit.
"Secara klinis, pasien dengan keluhan seperti ini, ada riwayat kontak ke daerah yang terpapar, maka kalau datang ke unit pelayanan kesehatan seperti RSUP Sanglah itu langsung tergolong suspect (terduga) sampai kami mampu membuktikan bahwa pasien itu tidak terjangkit MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus)," ujarnya.
Ken menambahkan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan RSUP Sanglah, pasien masih dalam kondisi stabil. Demikian juga dari gambaran klinis masih bagus dan hasil laboratorium menunjukkan ia menderita pneumonia yang tidak disebabkan oleh virus.
"Karena situasi yang mengharuskan kita waspada, pasien-pasien dengan risiko kemudian datang ke daerah terpapar seperti Timur Tengah dan mengalami batuk, itu suatu indikasi yang mengharuskan kami intens melakukan pengawasan. Meskipun secara laboratorium tidak ada gambaran virus, kami tetap menempatkan pasien itu di ruang isolasi," ujarnya.
Pasien terduga penyakit koronavirus itu kini dirawat di Ruang Isolasi Nusa Indah, RSUP Sanglah. AOk juga menjalani pemeriksaan VCR dan saat ini dalam proses menunggu hasilnya. Pihaknya berharap pasien tersebut benar-benar murni mengidap pneumonia sehingga terbebas dari dugaan MERS-CoV.
Ken menegaskan, dikategorikan suspect memang kalau ada riwayat kontak atau datang dari daerah terpapar. Yang dimaksud kontak itu diantaranya menangani pasien atau pernah kontak dengan keluarga pasien terus sakit. Tetapi kalau tidak ada kontak maupun datang dari daerah terpapar, tentu dikategorikan terkena flu biasa.
Pasien AOk dikabarkan kembali dari umroh pada 28 April 2014. Pasien asal Kota Denpasar tersebut pergi umroh dengan beberapa temannya yang ada di Medan, Sumatera Utara.
Sebelumnya pasien yang diduga mengidap MERS-CoV dengan inisial AS (50) juga sempat dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, sejak Selasa (6/5) akhirnya meninggal dunia pada Rabu (7/5). Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menyatakan AS dipastikan negatif terjangkit MERS-CoV berdasarkan hasil pemeriksaaan dari Laboratorium Biomol dan Litbangkes Kementerian Kesehatan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014