Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali melakukan optimalisasi lahan sebagai upaya menyikapi alih fungsi lahan pertanian dengan harapan mampu mempertahankan Pulau Dewata sebagai daerah swasembada pangan berkelanjutan.

"Optimalisasi lahan pada tahun ini diharapkan mampu menjangkau areal seluas 7.900 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana, di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan bahwa strategi peningkatan produksi dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi karena ketersediaan lahan pertanian di Bali sangat terbatas dan terus menyusut.

"Salah satu pilihan terbaik adalah intensifikasi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan," katanya.

Lahan yang terbatas itu didukung dengan menerapkan alih teknologi bidang pertanian yang sanggup meningkatkan produksi per hektare.

Ida Bagus Wisnuardana menjelaskan bahwa optimalisasi lahan seluas 7.900 hektare pada tahun 2014 dengan sasaran mampu meningkatkan indeks pertanian (IP).

Rata-rata penggunaan lahan sawah untuk padi dan tanaman lain yang meliputi palawija, saluran, dan bunga IP-nya telah mencapai 235 persen, sementara IP untuk padi saja telah mencapai 195 persen.

Ida Bagus Wisnuardana mengatakan bahwa peningkatan produksi melalui sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) reguler tahun 2013 terealisasi seluas 31.000 hektare dan pengembangan SLPTP 3.000 hektare.

Pada tahun 2014, lanjut dia, mempunyai sasaran untuk menjangkau lahan seluas 12.000 hektare dan pengembangan juga seluas 3.000 hektare.

Bali hingga kini memiliki lahan sawah seluas 81.625 hektare atau 14,53 persen dari luas daratan Pulau Dewata.

Lahan sawah tersebut, kata dia, sebagian besar masih berpengairan setengah teknis (90,25 persen), sisanya irigasi sederhana, irigasi desa (nonpekerjaan umum), dan sawah tadah hujan. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014