Denpasar (Antara Bali) - Seorang maha guru asal India, Swami Saraswati meminta Umat Hindu di Bali bersatu dengan mengenyampingkan ego diri, dalam rangka menghadapi tantangan budaya global yang mengancam sendi-sendi persatuan dan kehidupan spiritual umat.
"Kebersatuan harus diwujudkan dengan memperkuat tembok-tembok diri, yaitu meniadakan perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip nilai Hindu," ujarnya di sela kegiatan World Hindu Parisad and World Hindu Wisdom (WHW) Meeting di Art Centre Denpasar Bali akhir pekan lalu.
Acara yang berlangsung sejak 16 sampai 18 April 2014 dihadiri para delegasi Umat Hindu dari berbagai negara dan para utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dari berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menyosialisasikan World Hindu Parishad (WHP) dan World Hindu Centre (WHC).
Selain itu, pertemuan WHP (Parishada Hindu Dunia) dan WHC (Pusat Hindu Dunia) juga bertujuan mendiskusikan format pendidikan berbasis Hindu, sedangkan WHP dan WHC dideklarasikan para tokoh spiritual Hindu tahun lalu berkantor pusat di Denpasar Bali.
Ia menilai, munculnya sejumlah ormas bernafaskan Hindu di Bali harus tetap mengacu pada sari pati nilai-nilai agama Hindu yang sangat concern dalam menjaga persatuan, hal ini akan bisa diwujudkan jika ego diri ditiadakan dan tembok diri diperkuat.
Selanjutnya Swami Saraswati menjelaskan, negaranya (India) sangat terbuka dan komit membantu masyarakat Hindu di Bali dalam mendalami berbagai khasanah ilmu yang terbuka India, baik di bidang spiritual maupun ilmu pada bidang-bidang lainnya.
Swami Wigiananda, tokoh spiritual Hindu India juga menyatakan dalam konteks penamaan diingatkan jangan menggunakan istilah Hinduism (Hinduisme), tetapi yang benar adalah Hindu Dharma.
"Jangan memakai ism-ism (isme-isme) yang cenderung berarti lain dari makna yang sebenarnya, tetapi tetap pada makna hakikinya, yaitu Hindu Dharma," ujarnya.
Ia juga menginatkan umat Hindu agar tidak hanya mengutamakan ritual tetapi juga terus mengejar ilmu pengetahuan baik spiritual maupun ilmu-ilmu umum dan teknologi. Sejarah umat Hindu masa lalu bukan hanya terkenal dengan pendidikan spiritualnya tetapi juga melahirkan para pakar matematika, astronomi dan fisika atau Kimia.
Agama Hindu, menurut Swami Wigiananda, dalam sari pati weda juga telah mengajarkan paling pertama masalah demokrasi yang beradab, demikian juga agama Hindu tidak menyuruh umatnya tidak mencari dan membangun kondisi ekonominya agar sejahtera.
"Carilah ekonomi kemudian bagi-bagi dengan saudara-saudara yang lain, jangan disimpan di bank untuk keperluan diri sendiri tanpa mau membaginya," ujarnya.
Menurut dia, umat Hindu Dharma harus menyiapkan kurikulum pendidikan yang bagus, karena apapun yang pernah ditemukan sang guru semuanya sebetulnya sudah ada di kitab suci Weda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kebersatuan harus diwujudkan dengan memperkuat tembok-tembok diri, yaitu meniadakan perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip nilai Hindu," ujarnya di sela kegiatan World Hindu Parisad and World Hindu Wisdom (WHW) Meeting di Art Centre Denpasar Bali akhir pekan lalu.
Acara yang berlangsung sejak 16 sampai 18 April 2014 dihadiri para delegasi Umat Hindu dari berbagai negara dan para utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dari berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menyosialisasikan World Hindu Parishad (WHP) dan World Hindu Centre (WHC).
Selain itu, pertemuan WHP (Parishada Hindu Dunia) dan WHC (Pusat Hindu Dunia) juga bertujuan mendiskusikan format pendidikan berbasis Hindu, sedangkan WHP dan WHC dideklarasikan para tokoh spiritual Hindu tahun lalu berkantor pusat di Denpasar Bali.
Ia menilai, munculnya sejumlah ormas bernafaskan Hindu di Bali harus tetap mengacu pada sari pati nilai-nilai agama Hindu yang sangat concern dalam menjaga persatuan, hal ini akan bisa diwujudkan jika ego diri ditiadakan dan tembok diri diperkuat.
Selanjutnya Swami Saraswati menjelaskan, negaranya (India) sangat terbuka dan komit membantu masyarakat Hindu di Bali dalam mendalami berbagai khasanah ilmu yang terbuka India, baik di bidang spiritual maupun ilmu pada bidang-bidang lainnya.
Swami Wigiananda, tokoh spiritual Hindu India juga menyatakan dalam konteks penamaan diingatkan jangan menggunakan istilah Hinduism (Hinduisme), tetapi yang benar adalah Hindu Dharma.
"Jangan memakai ism-ism (isme-isme) yang cenderung berarti lain dari makna yang sebenarnya, tetapi tetap pada makna hakikinya, yaitu Hindu Dharma," ujarnya.
Ia juga menginatkan umat Hindu agar tidak hanya mengutamakan ritual tetapi juga terus mengejar ilmu pengetahuan baik spiritual maupun ilmu-ilmu umum dan teknologi. Sejarah umat Hindu masa lalu bukan hanya terkenal dengan pendidikan spiritualnya tetapi juga melahirkan para pakar matematika, astronomi dan fisika atau Kimia.
Agama Hindu, menurut Swami Wigiananda, dalam sari pati weda juga telah mengajarkan paling pertama masalah demokrasi yang beradab, demikian juga agama Hindu tidak menyuruh umatnya tidak mencari dan membangun kondisi ekonominya agar sejahtera.
"Carilah ekonomi kemudian bagi-bagi dengan saudara-saudara yang lain, jangan disimpan di bank untuk keperluan diri sendiri tanpa mau membaginya," ujarnya.
Menurut dia, umat Hindu Dharma harus menyiapkan kurikulum pendidikan yang bagus, karena apapun yang pernah ditemukan sang guru semuanya sebetulnya sudah ada di kitab suci Weda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014