Denpasar (Antara Bali) - Lukisan tradisional khas Batuan menjadi buruan para kolektor, kata pemilik museum Arma Anak Agung Gede Rai.
Karya kanvas yang terkesan hitam putih mencekam itu, memiliki penggemar yang terbatas, tapi bagi kolektor yang mengerti karya seni bermutu itu menjadi buruan," ujarnya di Denpasar, Minggu.
Karya lukis orisinil itu kini keberadaanya sangat langka, apalagi seniman pendukungnya sebagian besar sudah almarhum.
Sementara proses peralihan generasi kurang lancar. Yang jelas ketika memasuki pasaran corak lukisan ini menjelma dalam wujud sangat mini seperti corak Keliki, yang dalam beberapa periode sempat memenangkan pasar berkat keunikannya yang detail dalam ukuran yang sangat kecil.
Agung Rai menjelaskan bahwa tema lukisan tradisional corak Batuan itu mudah dimengerti, dan karya seni itu banyak diminati pencinta seni sekitar tahun 1960-an. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Karya kanvas yang terkesan hitam putih mencekam itu, memiliki penggemar yang terbatas, tapi bagi kolektor yang mengerti karya seni bermutu itu menjadi buruan," ujarnya di Denpasar, Minggu.
Karya lukis orisinil itu kini keberadaanya sangat langka, apalagi seniman pendukungnya sebagian besar sudah almarhum.
Sementara proses peralihan generasi kurang lancar. Yang jelas ketika memasuki pasaran corak lukisan ini menjelma dalam wujud sangat mini seperti corak Keliki, yang dalam beberapa periode sempat memenangkan pasar berkat keunikannya yang detail dalam ukuran yang sangat kecil.
Agung Rai menjelaskan bahwa tema lukisan tradisional corak Batuan itu mudah dimengerti, dan karya seni itu banyak diminati pencinta seni sekitar tahun 1960-an. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014