Washington (Antara Bali) - Dana Moneter Internasional pada Jumat memuji Indonesia untuk
mengambil langkah-langkah tegas mencegah krisis tahun lalu dan
menyuarakan harapan bahwa pemerintah berikutnya akan melanjutkan
reformasi.
Changyong Rhee, direktur departemen Asia dan Pasifik IMF, mengatakan bahwa ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu "berada di jalur yang tepat" setelah tahun lalu melewati krisis mini dengan memproyeksikan pertumbuhan 5,4 persen pada tahun ini.
Dihadapkan dengan kemerosotan rupiah pada tahun lalu, negara ini menaikkan suku bunga dan mengambil reformasi yang lebih luas. Rhee menghargai Jakarta dengan mengirimkan "sinyal yang kali ini berbeda dari 1997" -- krisis keuangan Asia di mana mata uang Indonesia merosot dan ekonominya mengalami terjun bebas.
"Yang penting adalah apakah pemerintah baru akan melanjutkan agenda reformasi ini. Pemerintah Indonesia benar-benar membuat kemajuan besar," kata Rhee kepada wartawan pada pertemuan musim semi IMF/Bank Dunia di Washington.
Rhee secara khusus menghormati pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono yang akan berakhir tahun ini untuk memotong subsidi BBM dalam upaya mengatasi defisit transaksi berjalan Indonesia dan kurangnya kepercayaan pada mata uang.
Pengurangan subsidi adalah "tugas yang sangat sulit karena memiliki implikasi yang tinggi untuk tingkat inflasi yang tinggi menjelang Pemilu -- waktu yang sensitif secara politis -- tetapi pemerintah Indonesia cukup berani untuk melakukannya," kata Rhee.
Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada Juli di mana seorang tokoh partai oposisi, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Joko Widodo yang populer, dianggap sebagai calon terdepan.
Tetapi partai Widodo yang tidak berkinerja baik seperti yang diharapkan dalam Pemilu parlemen pada Rabu (9/4), meningkatkan prospek sebuah pemerintahan koalisi berat, demikian AFP. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Changyong Rhee, direktur departemen Asia dan Pasifik IMF, mengatakan bahwa ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu "berada di jalur yang tepat" setelah tahun lalu melewati krisis mini dengan memproyeksikan pertumbuhan 5,4 persen pada tahun ini.
Dihadapkan dengan kemerosotan rupiah pada tahun lalu, negara ini menaikkan suku bunga dan mengambil reformasi yang lebih luas. Rhee menghargai Jakarta dengan mengirimkan "sinyal yang kali ini berbeda dari 1997" -- krisis keuangan Asia di mana mata uang Indonesia merosot dan ekonominya mengalami terjun bebas.
"Yang penting adalah apakah pemerintah baru akan melanjutkan agenda reformasi ini. Pemerintah Indonesia benar-benar membuat kemajuan besar," kata Rhee kepada wartawan pada pertemuan musim semi IMF/Bank Dunia di Washington.
Rhee secara khusus menghormati pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono yang akan berakhir tahun ini untuk memotong subsidi BBM dalam upaya mengatasi defisit transaksi berjalan Indonesia dan kurangnya kepercayaan pada mata uang.
Pengurangan subsidi adalah "tugas yang sangat sulit karena memiliki implikasi yang tinggi untuk tingkat inflasi yang tinggi menjelang Pemilu -- waktu yang sensitif secara politis -- tetapi pemerintah Indonesia cukup berani untuk melakukannya," kata Rhee.
Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada Juli di mana seorang tokoh partai oposisi, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Joko Widodo yang populer, dianggap sebagai calon terdepan.
Tetapi partai Widodo yang tidak berkinerja baik seperti yang diharapkan dalam Pemilu parlemen pada Rabu (9/4), meningkatkan prospek sebuah pemerintahan koalisi berat, demikian AFP. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014