Denpasar (Antara Bali) - Dekan Fisip Universitas Udayana, Dr. GPB Suka Arjawa menilai politisi perempuan lebih teliti dan sabar dalam merancang berbagai keputusan politik ketika duduk di parlemen.
"Sesungguhnya dari sisi politik itu, dalam membuat keputusan memerlukan seni, kesabaran, dan ketelitian sehingga dihasilkan kebijakan yang terbaik bagi rakyat," katanya di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, semua hal tersebut menjadi keunggulan politisi perempuan dibandingkan laki-laki.
"Kaum perempuan condong dalam menyelesaikan permasalahan juga dengan kepala dingin, berbeda halnya dengan kaum laki-laki yang lebih emosional dan senantiasa menggunakan kejantanannya. Padahal sesungguhnya politik itu perlu ditata agar tidak semata identik dengan hal yang berbau kekerasan," ujarnya.
Suka Arjawa mengapresiasi positif semakin banyak perempuan yang mau terjun ke ranah politik dan itu menunjukkan mereka sudah mau menerobos kultur bahwa fungsinya tidak sebatas mengurusi persoalan domestik.
"Kaum perempuan sudah tidak malu-malu lagi dalam membagi-bagi urusan domestik dan politik, itu merupakan suatu perkembangan positif dalam kancah politik," katanya.
Oleh karena itu, ia memprediksi keterwakilan perempuan berdasarkan hasil Pemilu 2014, khususnya di Bali akan meningkat dari jumlah pada Pemilu 2009 yang hanya 7,5 persen dari 55 kursi.
"Saya melihat, tidak sedikit rakyat yang memang sudah kecewa pada kinerja politisi laki-laki yang dirasa sangat kurang menyuarakan aspirasi mereka, sehingga kemungkinan akan mencoba mengarahkan suara pada politisi perempuan," ucapnya.
Demikian juga, tambah Suka Arjawa, sudah mulai diakui adanya unsur identitas yakni pemilih perempuan akan condong lebih memilih politisi perempuan.
"Salah satu kendala politisi perempuan saat ini memang awalnya kurang terlatih di bidang politik, tetapi ke depannya saya yakin akan lebih baik," ujar Suka Arjawa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sesungguhnya dari sisi politik itu, dalam membuat keputusan memerlukan seni, kesabaran, dan ketelitian sehingga dihasilkan kebijakan yang terbaik bagi rakyat," katanya di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, semua hal tersebut menjadi keunggulan politisi perempuan dibandingkan laki-laki.
"Kaum perempuan condong dalam menyelesaikan permasalahan juga dengan kepala dingin, berbeda halnya dengan kaum laki-laki yang lebih emosional dan senantiasa menggunakan kejantanannya. Padahal sesungguhnya politik itu perlu ditata agar tidak semata identik dengan hal yang berbau kekerasan," ujarnya.
Suka Arjawa mengapresiasi positif semakin banyak perempuan yang mau terjun ke ranah politik dan itu menunjukkan mereka sudah mau menerobos kultur bahwa fungsinya tidak sebatas mengurusi persoalan domestik.
"Kaum perempuan sudah tidak malu-malu lagi dalam membagi-bagi urusan domestik dan politik, itu merupakan suatu perkembangan positif dalam kancah politik," katanya.
Oleh karena itu, ia memprediksi keterwakilan perempuan berdasarkan hasil Pemilu 2014, khususnya di Bali akan meningkat dari jumlah pada Pemilu 2009 yang hanya 7,5 persen dari 55 kursi.
"Saya melihat, tidak sedikit rakyat yang memang sudah kecewa pada kinerja politisi laki-laki yang dirasa sangat kurang menyuarakan aspirasi mereka, sehingga kemungkinan akan mencoba mengarahkan suara pada politisi perempuan," ucapnya.
Demikian juga, tambah Suka Arjawa, sudah mulai diakui adanya unsur identitas yakni pemilih perempuan akan condong lebih memilih politisi perempuan.
"Salah satu kendala politisi perempuan saat ini memang awalnya kurang terlatih di bidang politik, tetapi ke depannya saya yakin akan lebih baik," ujar Suka Arjawa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014