Denpasar (Antara Bali) - Perintis Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Bali Ir I Made Dana M Tangkas akan berjuang membangun masyarakat Pulau Dewata dengan mengoptimalkan program pengembangan ekonomi kerakyatan melalui sistem satu desa (daerah) satu produk unggulan.

"LPB Bali berkomitmen membuat usaha dan produk pertanian masyarakat Bali bisa untung (bekerja - Untung - menabung) dengan cara membina dan mendampingi masyarakat dan menerapkan inovasi teknologi berdaya saing tinggi," ujar Direktur Totoya Motor Indonesia itu di Denpasar, Kamis.

Ia menyatakan, melalui LPB pihaknya berkomitmen memayungi para petani Bali melalui sistem pertanian terintegrasi dari hulu ke hilir, termasuk pengelolaan saat panen dan pascapanen hingga jenis komoditas dan produk olahan hasil-hasil ekonomi kerakyatan masuk ke akses pasar.

"Dengan demikian hasil-hasil produk pertanian, hortikultura dan perkebunan serta produk olahan petani memiliki daya saing ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat," ujar salah seorang pria terbaik Bali yang memiliki pengalaman berorganisasi, baik tingkat nasional dan internasional ini.

Menurut dia, dalam mewujudkan program itu dalam kenyataan, LPB menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang sudah ada, seperti LPD dan koperasi serta lainnya yang sudah ada di desa-desa. Selain juga bekerja sama dengan seluruh pemerintah daerah untuk menentukan produk-produk unggulan setiap daerah yang bisa diusahakan.

"Program ini dimaksudkan untuk menciptakan beberapa lokomotif sektor pertanian seperti buah kopi yang bisa menarik gerbong-gerbong ekonomi kerakyatan lainnya," ujarnya.

Menurut dia, para petani di Bali belum mendapatkan manfaat besar dari hasil pertaniannya untuk meningkatkan kesejahteraannya, karena manajemen pascapanen yang kacau balau sehingga misalnya saat panen buah rambutan produksinya melimpah sehingga harga jatuh.

"Para petani bahkan ada yang cenderung membiarkan buah-buahan yang seharusnya bisa dipanen sampai membusuk di pohonnya dan dibiarkan jatuh menjadi pupuk karena biaya memanen yang jauh lebih tinggi dari harga buah yang didapatnya," ujarnya.

Menurut dia, LPB akan mengajak para petani memiliki etos kerja dan kecerdasan yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraannya dan dalam bertani harus menerapkan pola lima R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin.

Dalam kaitan ini, menurut dia, sudah dilakukan beberapa langkah konkrit seperti melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan penanaman jahe di lahan sempit di Desa Bungkulan, Buleleng, atas kerja sama LPB dengan Asosiasi Petani dan Produsen Pupuk Organik (AP3O) Bali yang dihadiri para peserta utusan kelompok tani, subak dan simantri. (WRA) 

Pewarta: Oleh Made Tinggal Karyawan

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014