Buleleng (Antara Bali) - Limbah batu bara yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali, bermanfaat untuk bahan baku semen.
"Kami jamin PLTU Celukan Bawang ramah lingkungan. Limbahnya tidak sampai menimbulkan pencemaran, tetapi diolah lagi jadi bahan baku semen," kata Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, seusai meresmikan program listrik perdesaan Provinsi Bali di Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, PLTU tersebut dilengkapi teknologi perangkap karbon (carbon capture).
"Setelah karbon yang dihasilkan dari batu bara itu ditangkap, lalu diproses menjadi abu. Abu inilah nanti bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku semen," kata politikus Partai Demokrat yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR periode 2014-2019 dari Daerah Pemilihan Bali itu.
Oleh sebab itu, Jero Wacik meminta dukungan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk membantu kelancaran proyek yang sempat menimbulkan berbagai gejolak sosial itu.
"Kalau ada masalah, selesaikan secara bersama-sama. Kita bisa duduk bersama demi terjaminnya pasokan listrik di Bali," ujarnya.
Kapasitas listrik terpasang di Bali saat ini tercatat 559 megawatt, termasuk pasokan dari Jawa sebesar 180 megawatt. Padahal beban puncak di Bali mencapai 660 megawatt.
Proyek tahap pertama PLTU Celukan Bawang diharapkan mampu menghasilkan 400 megawatt. Demikian juga dengan tahap kedua sebesar 400 megawatt.
"Kalau di Bali sudah tersedia 800 megawatt, masyarakatnya akan tenang karena kalau kabel bawah laut dari Jawa putus, di Bali tidak akan ada gangguan berarti," kata Menteri asal Buleleng itu.
Ia menargetkan pembangunan proyek PLTU Celukan Bawang bisa dioperasikan mulai bulan Oktober 2014. "Nanti saya akan undang Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) untuk meresmikan Celukan Bawang sebelum masa kabinet berakhir," kata Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat itu.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra meminta Kementerian ESDM mengawasi proyek PLTU Celukan Bawang yang mengalami berbagai kendala, termasuk masalah lingkungan.
"Kami telah memberikan kemudahan kepada investor untuk pemenuhan energi listrik di Kabupaten Buleleng. Salah satunya PLTU Celukan Bawang untuk menanggulangi permasalahan sektor energi listrik," katanya.
Pihaknya menampik tudingan bahwa Pemkab Buleleng menghambat proyek yang dikerjakan investor asal China tersebut. "Justru kami ingin PLTU beroperasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan," kata Sutjidra.(WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami jamin PLTU Celukan Bawang ramah lingkungan. Limbahnya tidak sampai menimbulkan pencemaran, tetapi diolah lagi jadi bahan baku semen," kata Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, seusai meresmikan program listrik perdesaan Provinsi Bali di Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, PLTU tersebut dilengkapi teknologi perangkap karbon (carbon capture).
"Setelah karbon yang dihasilkan dari batu bara itu ditangkap, lalu diproses menjadi abu. Abu inilah nanti bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku semen," kata politikus Partai Demokrat yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR periode 2014-2019 dari Daerah Pemilihan Bali itu.
Oleh sebab itu, Jero Wacik meminta dukungan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk membantu kelancaran proyek yang sempat menimbulkan berbagai gejolak sosial itu.
"Kalau ada masalah, selesaikan secara bersama-sama. Kita bisa duduk bersama demi terjaminnya pasokan listrik di Bali," ujarnya.
Kapasitas listrik terpasang di Bali saat ini tercatat 559 megawatt, termasuk pasokan dari Jawa sebesar 180 megawatt. Padahal beban puncak di Bali mencapai 660 megawatt.
Proyek tahap pertama PLTU Celukan Bawang diharapkan mampu menghasilkan 400 megawatt. Demikian juga dengan tahap kedua sebesar 400 megawatt.
"Kalau di Bali sudah tersedia 800 megawatt, masyarakatnya akan tenang karena kalau kabel bawah laut dari Jawa putus, di Bali tidak akan ada gangguan berarti," kata Menteri asal Buleleng itu.
Ia menargetkan pembangunan proyek PLTU Celukan Bawang bisa dioperasikan mulai bulan Oktober 2014. "Nanti saya akan undang Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) untuk meresmikan Celukan Bawang sebelum masa kabinet berakhir," kata Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat itu.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra meminta Kementerian ESDM mengawasi proyek PLTU Celukan Bawang yang mengalami berbagai kendala, termasuk masalah lingkungan.
"Kami telah memberikan kemudahan kepada investor untuk pemenuhan energi listrik di Kabupaten Buleleng. Salah satunya PLTU Celukan Bawang untuk menanggulangi permasalahan sektor energi listrik," katanya.
Pihaknya menampik tudingan bahwa Pemkab Buleleng menghambat proyek yang dikerjakan investor asal China tersebut. "Justru kami ingin PLTU beroperasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan," kata Sutjidra.(WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014