Gianyar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali mengumpulkan seluruh calon legislatif untuk berkoordinasi menjaga keamanan lingkungan wilayah masing-masing menjelang hari Suci Nyepi tahun baru saka 1936 yang jatuh pada hari Senin (31/3).
"Hal itu sebagai upaya menjaga keamanan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 9 April 2014 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) Juli 2014," kata Camat Gianyar, Anak Agung Gde Putrawan selaku pemarkarsa kegiatan tersebut Selasa.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri Sekda Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra, Babinsa, perbekel /lurah, bendesa adat dan tokoh masyarakat setempat.
Putrawan menjelaskan rapat koordinasi dilaksanakan terkait pelaksanaan Pileg dan Pilpres berdekatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi, sehingga ada kekhawatiran rawan konflik terutama saat pengarakan ogoh-ogoh.
"Pertemuan untuk menyamakan persepsi dan mengajak para caleg untuk bersama-sama menjaga keamanan Gianyar," jelas A.A. Gde Putrawan seraya menambahkan jumlah caleg di Kecamatan Gianyar berjumlah 71 caleg.
Rapat koordinasi merupakan langkah preventif (pencegahan) dan diharapkan ada sinergi dan kesepakatan antara caleg, aparat pemerintah, aparat keamanan, prajuru adat, dan lapisan masyarakat untuk menjaga Gianyar tetap kondusif.
Sementara Sekretraris Daerah Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra mengatakan Pemkab Gianyar tidak melarang pelaksanaan pawai ogoh-ogoh, karena tidak ingin disebut mematikan kreativitas warga.
Namun, keputusan tetap diserahkan kepada desa adat masing-masing. Artinya desa adat bisa melaksanakan pawai ogoh-ogoh atau tidak.
"Keputusan dan tanggung jawab sepenuhnya ada di desa adat masing-masing," tegasnya.
Ia mengingatkan, jika melaksanakan pawai ogoh-ogoh, hendaknya tetap melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah dan keamanan agar bisa mengambil langkah preventif.
Ia mengimbau, jangan sampai perayaan Nyepi disusupi kepentingan politik. Apalagi sudah ada surat edaran agar ogoh-ogoh tidak berisi atribut politik yang bisa menimbulkan konflik.
Untuk itu caleg hendaknya memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat. Tolong bantu desa adat dan aparat keamanan untuk bersama-sama menjaga Gianyar tetap kondusif," ungkapnya.
Ia menyarankan, pawai ogoh-ogoh bisa dilaksanakan dua hari sebelum Nyepi (H-2). Hal ini untuk meminimalisir konflik, apalagi pawai ogoh-ogoh hanyalah sebuah kreativitas umat Hindu dan ogoh-ogoh tidak terkait dengan proses upakara Hari Raya Nyepi. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Hal itu sebagai upaya menjaga keamanan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 9 April 2014 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) Juli 2014," kata Camat Gianyar, Anak Agung Gde Putrawan selaku pemarkarsa kegiatan tersebut Selasa.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri Sekda Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra, Babinsa, perbekel /lurah, bendesa adat dan tokoh masyarakat setempat.
Putrawan menjelaskan rapat koordinasi dilaksanakan terkait pelaksanaan Pileg dan Pilpres berdekatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi, sehingga ada kekhawatiran rawan konflik terutama saat pengarakan ogoh-ogoh.
"Pertemuan untuk menyamakan persepsi dan mengajak para caleg untuk bersama-sama menjaga keamanan Gianyar," jelas A.A. Gde Putrawan seraya menambahkan jumlah caleg di Kecamatan Gianyar berjumlah 71 caleg.
Rapat koordinasi merupakan langkah preventif (pencegahan) dan diharapkan ada sinergi dan kesepakatan antara caleg, aparat pemerintah, aparat keamanan, prajuru adat, dan lapisan masyarakat untuk menjaga Gianyar tetap kondusif.
Sementara Sekretraris Daerah Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra mengatakan Pemkab Gianyar tidak melarang pelaksanaan pawai ogoh-ogoh, karena tidak ingin disebut mematikan kreativitas warga.
Namun, keputusan tetap diserahkan kepada desa adat masing-masing. Artinya desa adat bisa melaksanakan pawai ogoh-ogoh atau tidak.
"Keputusan dan tanggung jawab sepenuhnya ada di desa adat masing-masing," tegasnya.
Ia mengingatkan, jika melaksanakan pawai ogoh-ogoh, hendaknya tetap melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah dan keamanan agar bisa mengambil langkah preventif.
Ia mengimbau, jangan sampai perayaan Nyepi disusupi kepentingan politik. Apalagi sudah ada surat edaran agar ogoh-ogoh tidak berisi atribut politik yang bisa menimbulkan konflik.
Untuk itu caleg hendaknya memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat. Tolong bantu desa adat dan aparat keamanan untuk bersama-sama menjaga Gianyar tetap kondusif," ungkapnya.
Ia menyarankan, pawai ogoh-ogoh bisa dilaksanakan dua hari sebelum Nyepi (H-2). Hal ini untuk meminimalisir konflik, apalagi pawai ogoh-ogoh hanyalah sebuah kreativitas umat Hindu dan ogoh-ogoh tidak terkait dengan proses upakara Hari Raya Nyepi. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014