Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor berbagai jenis cindera mata berbahan baku lilin, hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin setempat dengn meraup devisa sebesar 216.770,59 dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2013.
"Perolehan devisa tersebut merosot 52,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 452.035,55 dolar AS," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, demikian pula dari segi volume pengiriman matadagangan bernilai ekonomis itu berkurang 94,71 persen akibat negara yang menampung hasil industri kecil Bali itu masih mengalami krisis ekonomi global.
Bali mengapalkan 1,48 juta unit hasil kerajinan dari bahan lilin selama sepuluh bulan pertama 2012 merosot menjadi hanya 77.178 unit pada periode yang sama 2013.
Ketut Teneng menambahkan, berbagai jenis cindera mata dari bahan baku lilin itu lebih menonjolkan unsur seni untuk kelengkapan ritual maupun pesta ulang tahun dan pernikahan yang cukup diminati konsumen mancanegara.
Matadagangan yang memiliki keunikan dan kekhasan itu pemasaran ke luar negeri sangat berfluktuasi, karena tergantung dari permintaan, disamping pengusaha terus melakukan upaya perluasan pasar.
Ketut Teneng menjelaskan, lilin hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali juga banyak dibeli oleh turis saat berliburan ke Pulau Dewata, disamping pasaran dalam negeri.
Kerajinan berbahan baku lilin merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan industri kecil yang menembus pasaran luar negeri, dengan prospek yang cukup cerah, disamping kerajinan keramik, kulit, logam, lukisan dan dari bahan baku perak.
Meskipun demikian andilnya masih relatif kecil yakni sekitar 0,05 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 398,75 juta dolar AS, ujar ketut Teneng. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Perolehan devisa tersebut merosot 52,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 452.035,55 dolar AS," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, demikian pula dari segi volume pengiriman matadagangan bernilai ekonomis itu berkurang 94,71 persen akibat negara yang menampung hasil industri kecil Bali itu masih mengalami krisis ekonomi global.
Bali mengapalkan 1,48 juta unit hasil kerajinan dari bahan lilin selama sepuluh bulan pertama 2012 merosot menjadi hanya 77.178 unit pada periode yang sama 2013.
Ketut Teneng menambahkan, berbagai jenis cindera mata dari bahan baku lilin itu lebih menonjolkan unsur seni untuk kelengkapan ritual maupun pesta ulang tahun dan pernikahan yang cukup diminati konsumen mancanegara.
Matadagangan yang memiliki keunikan dan kekhasan itu pemasaran ke luar negeri sangat berfluktuasi, karena tergantung dari permintaan, disamping pengusaha terus melakukan upaya perluasan pasar.
Ketut Teneng menjelaskan, lilin hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali juga banyak dibeli oleh turis saat berliburan ke Pulau Dewata, disamping pasaran dalam negeri.
Kerajinan berbahan baku lilin merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan industri kecil yang menembus pasaran luar negeri, dengan prospek yang cukup cerah, disamping kerajinan keramik, kulit, logam, lukisan dan dari bahan baku perak.
Meskipun demikian andilnya masih relatif kecil yakni sekitar 0,05 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 398,75 juta dolar AS, ujar ketut Teneng. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014