Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta kasus kematian Tenaga Kerja Indonesia Nyoman Gede Bagiada, yang bekerja di kapal pesiar Constellation I saat berlayar di perairan Selat Yucatan dapat diusut tuntas.
"Indikasinya bunuh diri, tetapi saya kira harus ada penelitian dan penyelidikan. Kita tidak bisa terima begitu saja, apalagi di tengah lautan. Bisa saja dibunuh orang," katanya usai menggelar simakrama atau temu wicara bulanan dengan masyarakat, di Denpasar, Sabtu.
Pihaknya akan terus berkoordinasi intensif dengan Kementerian Luar Negeri dan meminta agar penyebab kematian TKI asal Mengwi, Kabupaten Badung, Bali itu diusut tuntas serta berkomitmen untuk berupaya maksimal membantu warga Bali yang tersangkut masalah di luar negeri
"Kami akan urus sejauh mungkin kita mampu. Pendampingan kami lihat dulu, pemerintah pusat juga sudah melakukan, paling tidak kita peduli dan bertanya ada apa sesungguhnya," ujar Pastika.
Yang jelas, mantan Kapolda Bali itu tidak mau jika kasus tersebut dianggap selesai begitu saja dan ia juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tewasnya Bagiada.
Sebelumnya Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BP3TKI di Denpasar I Wayan Pageh mengatakan terkait tewasnya Nyoman Bagiada, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan telah dilakukan pencarian oleh petugas pemantau laut Amerika Serikat, namun tidak ditemukan.
Menurut dia berdasarkan laporan yang diterima dari Kepolisian Fort Lauderdale, Florida, dan ditembuskan kepada Kementerian Luar Negeri RI, kejadian tersebut diketahui terjadi pada 29 Januari 2014 sekitar pukul pukul 02.00 dini hari waktu setempat saat kapal pesiar tersebut berlayar di perairan Selat Yucatan, atau di antara perairan Meksiko dan Kuba, sekitar 300 mil dari Amerika Serikat.
Dari keterangan yang diterima pihak BP3TKI dari Kementerian Luar Negeri RI tertanggal 12 Februari 2014 itu, disebutkan bahwa berdasarkan penyelidikan pihak kepolisian setempat, pria yang bekerja di bagian juru masak itu sengaja menceburkan diri ke laut yang terekam langsung kamera pengawas atau "closed circuit television" (CCTV).
Dari surat Kemenlu RI dengan nomor 03180/WN/02/2014/65 dan ditandatangani Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Tatang Budhie Utama Razak itu disebutkan bahwa pihak kepolisian dari US Coast Guard, jasad pria dari Banjar Serangan, Desa Mengwi, Kabupaten Mengwi itu tidak ditemukan mengingat ia terjun dari ketinggian sekitar 45 meter dan kemungkinan terhisap gelombang akibat baling-baling kapal.
Bagiada sengaja menceburkan diri diduga akibat tekanan batin karena penyakit diabetes yang diidapnya dan tidak tidak mendapat biaya cuti pulang dari perusahaannya bekerja, Royal Carribbean Cruises Ltd (RCCL) untuk menjenguk keluarganya di Bali. Hal tersebut juga diperkuat oleh teman-temannya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Indikasinya bunuh diri, tetapi saya kira harus ada penelitian dan penyelidikan. Kita tidak bisa terima begitu saja, apalagi di tengah lautan. Bisa saja dibunuh orang," katanya usai menggelar simakrama atau temu wicara bulanan dengan masyarakat, di Denpasar, Sabtu.
Pihaknya akan terus berkoordinasi intensif dengan Kementerian Luar Negeri dan meminta agar penyebab kematian TKI asal Mengwi, Kabupaten Badung, Bali itu diusut tuntas serta berkomitmen untuk berupaya maksimal membantu warga Bali yang tersangkut masalah di luar negeri
"Kami akan urus sejauh mungkin kita mampu. Pendampingan kami lihat dulu, pemerintah pusat juga sudah melakukan, paling tidak kita peduli dan bertanya ada apa sesungguhnya," ujar Pastika.
Yang jelas, mantan Kapolda Bali itu tidak mau jika kasus tersebut dianggap selesai begitu saja dan ia juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tewasnya Bagiada.
Sebelumnya Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BP3TKI di Denpasar I Wayan Pageh mengatakan terkait tewasnya Nyoman Bagiada, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan telah dilakukan pencarian oleh petugas pemantau laut Amerika Serikat, namun tidak ditemukan.
Menurut dia berdasarkan laporan yang diterima dari Kepolisian Fort Lauderdale, Florida, dan ditembuskan kepada Kementerian Luar Negeri RI, kejadian tersebut diketahui terjadi pada 29 Januari 2014 sekitar pukul pukul 02.00 dini hari waktu setempat saat kapal pesiar tersebut berlayar di perairan Selat Yucatan, atau di antara perairan Meksiko dan Kuba, sekitar 300 mil dari Amerika Serikat.
Dari keterangan yang diterima pihak BP3TKI dari Kementerian Luar Negeri RI tertanggal 12 Februari 2014 itu, disebutkan bahwa berdasarkan penyelidikan pihak kepolisian setempat, pria yang bekerja di bagian juru masak itu sengaja menceburkan diri ke laut yang terekam langsung kamera pengawas atau "closed circuit television" (CCTV).
Dari surat Kemenlu RI dengan nomor 03180/WN/02/2014/65 dan ditandatangani Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Tatang Budhie Utama Razak itu disebutkan bahwa pihak kepolisian dari US Coast Guard, jasad pria dari Banjar Serangan, Desa Mengwi, Kabupaten Mengwi itu tidak ditemukan mengingat ia terjun dari ketinggian sekitar 45 meter dan kemungkinan terhisap gelombang akibat baling-baling kapal.
Bagiada sengaja menceburkan diri diduga akibat tekanan batin karena penyakit diabetes yang diidapnya dan tidak tidak mendapat biaya cuti pulang dari perusahaannya bekerja, Royal Carribbean Cruises Ltd (RCCL) untuk menjenguk keluarganya di Bali. Hal tersebut juga diperkuat oleh teman-temannya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014