Singaraja (Antara Bali) - Masyarakat korban banjir dan tanah longsor yang di dua titik pengungsian yang menempati tenda di wilayah perbatasan Banjar Bingin, Desa Galungan dan Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng sebanyak 120 orang.
"Para pengungsi di sejumlah tenda itu belakangan ini terserang penyakit ringan seperti batuk-batuk maupun badan panas," kata Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Selasa.
Pengungsi yang ditampung di tenda itu akibat rumahnya rusak tergerus air, dan rumahnya berdekatan dengan tebing yang membahayakan serta rawan bencana.
Nyoman Sutjidra menambahkan dalam menangani korban bencana itu pihaknya bersinergi dengan TNI-Polri dan instansi terkait lainnya untuk terus mengupayakan memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk bantuan sembako, maupun obat-obatan bagi yang sakit.
Sementara itu bantuan kemanusiaan ke Buleleng terus berdatangan, di antaranya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berupa sembako untuk warga masyarakat korban bencana alam di Banjar Manuksesa, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan.
Bantuan tersebut berupa 200 paket yang diserahkan secara simbolis kepada korban bencana alam oleh perwakilan Kementerian ESDM Usman Yahya kepada Kepala Desa Bebetin Ketut Laksana, disaksikan Wabup Nyoman Sutjidra.
Kementerian ESDM bersama BUMN PLN juga mendirikan Posko Bencana di Buleleng.
Dari data terakhir pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, kerugian akibat bencana alam banjir dan tanah longsor mencapai Rp3 miliar lebih dan kemungkinan bertambah, karena belum semua korban bencana terdata.
Dari bencana alam di tujuh kecamatan di Kabupaten Buleleng, ada 35 titik longsor, di antaranya 19 titik di wilayah Kecamatan Kubutambahan, 18 titik banjir dan satu titik kerusakan akibat angin putting beliung dan satu rumah tergerus air.
Wabup Buleleng Sutjidra mengimbau kepada warga masyarakat tetap waspada dan pengguna jalan berhati-hati karena cuaca belakangan ini kurang mendukung.
Bencana alam di Bali utara itu merenggut lima korban jiwa masing-masing Made Sudarsana, Putu Wijaya, Kadek Ayu Padmini dan Made Ayu Budiutami, serta Dawilok (60) seorang warga Tegal Bunder, Desa Sumber Kelampok, Kecamatan Gerokgak.
Sementara di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan meski tidak ada korban jiwa, namun bencana alam ini telah merusak rumah warga dan fasilitas umum, sehingga kerusakan infrastruktur di Sudaji. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Para pengungsi di sejumlah tenda itu belakangan ini terserang penyakit ringan seperti batuk-batuk maupun badan panas," kata Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Selasa.
Pengungsi yang ditampung di tenda itu akibat rumahnya rusak tergerus air, dan rumahnya berdekatan dengan tebing yang membahayakan serta rawan bencana.
Nyoman Sutjidra menambahkan dalam menangani korban bencana itu pihaknya bersinergi dengan TNI-Polri dan instansi terkait lainnya untuk terus mengupayakan memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk bantuan sembako, maupun obat-obatan bagi yang sakit.
Sementara itu bantuan kemanusiaan ke Buleleng terus berdatangan, di antaranya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berupa sembako untuk warga masyarakat korban bencana alam di Banjar Manuksesa, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan.
Bantuan tersebut berupa 200 paket yang diserahkan secara simbolis kepada korban bencana alam oleh perwakilan Kementerian ESDM Usman Yahya kepada Kepala Desa Bebetin Ketut Laksana, disaksikan Wabup Nyoman Sutjidra.
Kementerian ESDM bersama BUMN PLN juga mendirikan Posko Bencana di Buleleng.
Dari data terakhir pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, kerugian akibat bencana alam banjir dan tanah longsor mencapai Rp3 miliar lebih dan kemungkinan bertambah, karena belum semua korban bencana terdata.
Dari bencana alam di tujuh kecamatan di Kabupaten Buleleng, ada 35 titik longsor, di antaranya 19 titik di wilayah Kecamatan Kubutambahan, 18 titik banjir dan satu titik kerusakan akibat angin putting beliung dan satu rumah tergerus air.
Wabup Buleleng Sutjidra mengimbau kepada warga masyarakat tetap waspada dan pengguna jalan berhati-hati karena cuaca belakangan ini kurang mendukung.
Bencana alam di Bali utara itu merenggut lima korban jiwa masing-masing Made Sudarsana, Putu Wijaya, Kadek Ayu Padmini dan Made Ayu Budiutami, serta Dawilok (60) seorang warga Tegal Bunder, Desa Sumber Kelampok, Kecamatan Gerokgak.
Sementara di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan meski tidak ada korban jiwa, namun bencana alam ini telah merusak rumah warga dan fasilitas umum, sehingga kerusakan infrastruktur di Sudaji. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014