Kuta (Antara Bali) - Seniman muda I Ketut Putrayasa menyuguhkan karya terbaiknya Dewi Drupadi pada pameran bersama "Kuta Art Chromatic" yang rencananya dibuka oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, Senin (30/12).
"Saya memamerkan patung yang dibuat dari bahan metal dengan setinggi 2,45 meter dengan sepanjang 1,90 meter dan lebar 1,30 meter," katanya didampingi Wayan Jengki Sunarta selaku kurator pameran tersebut di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.
Mahasiswa jurusan desain patung Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang tinggal menunggu wisuda S-1 itu menggunakan limbah bekas besi beton bangunan dan akar kayu yang dipungutnya dari tepi laut untuk diubah menjadi karya seni yang unik dan menarik.
Karya seni patung modern yang digarap hampir selama tiga bulan itu menceritakan tentang penelanjangan Dewi Drupadi oleh Kurawa akibat kalah judi.
Cerita tersebut mengandung makna yang mendalam tentang ibu pertiwi yang harus dijaga dan dipelihara sehingga tidak sampai dirampas oleh orang lain.
"Hal itu di Bali sebenarnya penuh dengan kritikan sosial untuk menjaga warisan sawah dan kebun di Pulau Dewata untuk tetap dapat dipertahankan di tengah perkembangan sektor pariwisata yang pesat," ujar Ketut Putrayasa yang merintis usaha mandiri sambil kuliah. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Saya memamerkan patung yang dibuat dari bahan metal dengan setinggi 2,45 meter dengan sepanjang 1,90 meter dan lebar 1,30 meter," katanya didampingi Wayan Jengki Sunarta selaku kurator pameran tersebut di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.
Mahasiswa jurusan desain patung Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang tinggal menunggu wisuda S-1 itu menggunakan limbah bekas besi beton bangunan dan akar kayu yang dipungutnya dari tepi laut untuk diubah menjadi karya seni yang unik dan menarik.
Karya seni patung modern yang digarap hampir selama tiga bulan itu menceritakan tentang penelanjangan Dewi Drupadi oleh Kurawa akibat kalah judi.
Cerita tersebut mengandung makna yang mendalam tentang ibu pertiwi yang harus dijaga dan dipelihara sehingga tidak sampai dirampas oleh orang lain.
"Hal itu di Bali sebenarnya penuh dengan kritikan sosial untuk menjaga warisan sawah dan kebun di Pulau Dewata untuk tetap dapat dipertahankan di tengah perkembangan sektor pariwisata yang pesat," ujar Ketut Putrayasa yang merintis usaha mandiri sambil kuliah. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013