Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggelar telekonferensi dengan para petani di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli dari ruang kerjanya di Denpasar, Kamis.

"Saya bangga, anak-anak dan pemuda sudah dilibatkan dalam kegiatan pertanian, khususnya pada penerima program Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) dari Pemprov Bali," kata Pastika saat berbincang dengan para petani itu didampingi pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Bali di Denpasar.

Pada acara yang disiarkan langsung oleh TVRI Bali itu, Pastika berbincang dengan para petani dari perwakilan penerima program Simantri 278 Desa Abuan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, dan anggota Simantri 096 dari Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

"Saya salut dengan berbagai upaya dan keberhasilan yang dicapai oleh kedua simantri ini. Karena namanya Simantri, artinya memang mencakup pertanian dalam arti luas seperti tanaman pangan, perkebunan, perikanan, hingga kehutanan. Apalagi Simantri sudah menggabungkan sektor perbankan, pariwisata, dan koperasi," ucapnya.

Mantan Kapolda Bali itu optimistis jika penerima program Simantri bekerja keras untuk terus mengembangkan diri, maka akan menjadikan lingkungan Pulau Dewata lebih baik.

Saat ini jumlah penerima program Simantri sekitar 400 unit. Gubernur menargetkan dalam lima tahun ke depan sudah terbentuk 1.000 unit sehingga Bali dapat mandiri dalam penyediaan pupuk organik dalam bentuk padat maupun "biourine".

"Ke depan harus dipikirkan pembentukan `Organic Trading Center` dan lembaga khusus untuk menampung produk Simantri sehingga bisa mengatur harga, produknya, maupun persediaannya supaya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Sementara itu Ketua Simantri 278, I Wayan Redana dan Ketua Simantri 096, I Made Astawa, pada kesempatan tersebut sama-sama memaparkan kiat-kiat mengembangkan Simantri, termasuk kendala yang dihadapi.

Selain sudah berhasil menjual hasil pertanian, seperti jeruk, sayur-sayuran, dan padi ke luar daerah, mereka juga sudah berhasil menjual pupuk organik bernilai puluhan juta rupiah. Unit Simantri pun kerap menjadi tempat kunjungan wisatawan asing.

Sedangkan Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya mendukung program tersebut dengan meningkatkan subsidi pupuk organik pada 2014 menjadi Rp10 miliar dari tahun 2013 yang hanya Rp4 miliar.

"Kalau petani maju, pendapatannya saya yakin tidak jauh berbeda dengan mereka yang bekerja di hotel, restoran, apalagi mampu bersinergi dengan kelompok lainnya dan koperasi," ujarnya.

Acara telekonferensi itu berlangsung selama satu jam dan juga diisi dengan saling tukar pengalaman antara kedua penerima program Simantri tersebut. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013