Kuta (Antara Bali) - Ketua DPR Marzuki Alie meminta Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menghilangkan kesenjangan ekonomi antara negara maju dengan negara berkembang dan negara miskin sebagai dampak dari perjanjian perdagangan internasional.

"Indonesia bersama negara miskin dan berkembang lainnya harus bisa memperjuangkan kedaulatan pangan untuk menghilangkan kesenjangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya," katanya seusai mengikuti Konferensi Parlemen WTO di Kuta, Bali, Senin.

Menurut dia, kedaulatan pangan dapat menjamin hubungan perdagangan multilateral.

"Oleh sebab itu, WTO harus mampu menjaga keseimbangan. Jangan sampai hubungan perdagangan antarnegara menyebabkan defisit dan merugikan negara lain," ujar Wakil Ketua Dewan Penasihat DPP Partai Demokrat itu.

Marzuki mengingatkan bahwa hubungan perdagangan yang baik adalah saling menguntungkan antarnegara.

Dia juga menceritakan pengalamannya bertemu dengan Perdana Menteri China untuk membicarakan neraca perdagangan RI-China.

"Selama ini perdagangan kita dengan China devisit terus. China memberikan solusi untuk membantu Indonesia agar perdagangannya tidak devisit terus," katanya.

Oleh sebab itu, pada Konferensi Parlemen WTO, dia mengingatkan anggota parlemen harus kritis atas kesepakatan yang dihasilkan melalui Konferensi Tingkat Menteri WTO di Nusa Dua pada 3-6 Desember 2013.

"Namun yang lebih penting lagi adalah masyarakat harus lebih mencintai dan mengutamakan menggunakan produk lokal," ujarnya.

Ia merasa yakin bahwa penggunaan produk lokal dapat mengurangi defisit perdagangan yang dialami Indonesia saat ini.  (WRA) 

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013