Nusa Dua (Antara Bali) - Negara berkembang yang tergabung dalam Kelompok G-33 mendorong anggota "World Trade Organization" untuk menyepakati proposal G-33 khususnya terkait ketahanan pangan.
     
"Proposal ini penting mengingat volatilitas harga bahan pangan dunia semakin tinggi," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan usai melakukan pertemuan dengan 46 menteri perdagangan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin.
     
Menurut dia, kelompok G-33 kecewa atas kebuntuan yag terjadi di Jenewa dan mengajak para anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mencari solusi dalam mengatasi kebuntuan tersebut dalam pertemuan kesembilan di Pulau Dewata kali ini.
     
"Dalam pertemuan ini, kami melihat kekecewaan mendalam para anggota G-33 karena batas waktu untuk mengurangi subsidi ekspor pada tahun 2013 telah lewat dan pada akhirnya kesepakatan untuk mengurangi subsidi ekspor tidak dapat tercapai di Bali," imbuh Mendag.
     
Pascanegosiasi WTO di Bali, kelompok G-33 menekankan perlunya menjaga momentum dari pembahasan paket KTM kesembilan yang telah membawa banyak kemajuan di bidang-bidang yang sulit dan sensitif.
     
Peranan WTO, kata dia, sebagai organisasi internasional diharapkan menjamin berfungsinya sistem perdagangan multilateral yang sehat, adil, dan dapat memberikan kepastian bagi perekonomian global.
     
"Kelompok G-33 menyepakati dilakukannya reformasi di sektor pertanian dan penyelesaian perundingan Doha Development Agenda (DDA), termasuk mengurangi hambatan perdagangan yang dapat menurunkan produktivitas dan daya saing jutaan petani di negara-negara berkembang," ucapnya. (DWA)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013