Denpasar (Antara Bali) - Ketua Komisi D DPRD Kota Denpasar I Wayan Sugiarta mengusulkan revitalisasi gedung sekolah daripada untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas daripada membangun gedung baru.
"Kalau opsi yang menggunakan lahan milik pemerintah entah itu Pemprov Bali atau lahan milik Pemkab Badung untuk membuat sekolah baru, tampaknya agak sulit. Investasinya lebih besar, belum lagi kalau sekolah baru perlu tenaga guru dan staf tambahan sehingga prosesnya akan lama," katanya di Denpasar, Senin.
Sedangkan untuk pilihan yang ditawarkan eksekutif dengan menggabungkan sekolah, menurut dia, mayoritas hanya bisa diterapkan untuk jenjang Sekolah Dasar. Namun, kondisi kelebihan siswa yang berdampak kekurangan ruang kelas juga terjadi di SMP dan SMA negeri.
"Saat ini banyak sekolah negeri yang kekurangan ruang kelas, seperti di SMPN 7 Denpasar. Di sana akibat kelebihan siswa, ruang lab dan aula pun harus disulap menjadi ruang kelas," ujarnya.
Politisi dari Partai Golkar itu mengatakan sekolah tersebut berencana akan membangun gedung bertingkat untuk memenuhi kebutuhan enam ruang kelas tambahan.
"Untuk pos anggaran pendidikan di Kota Denpasar pada 2014 memang tetap tinggi. Dari draf RAPBD yang saya baca, pos pendidikan mencapai 26 persen. Kalau dari tahun lalu memang sedikit berkurang, yang besarnya 30 persen," kata Sugiarta.
Sebelumnya Kepala Disdikpora Kota Denpasar IGN Eddy Mulya menawarkan tiga opsi sebagai solusi atas permasalahan membludaknya siswa di Denpasar.
Alternatif pertama dengan meminta aset Pemprov Bali dan Pemkab Badung yang ada di Kota Denpasar, kedua bisa dengan melakukan revitalisasi gedung sekolah dengan membuatnya bertingkat, dan yang ketiga dengan menggabungkan sekolah-sekolah.
Pada 2014 akan dianggarkan revitalisasi 20 gedung sekolah tingkat SD di Denpasar karena kebanyakan gedung tersebut dibuat pada 1980-an sehingga memerlukan berbagai perbaikan.
Berdasarkan data yang dihimpun Pemkot Denpasar, jumlah siswa di sekolah khususnya negeri sampai berlebihan. Jumlah ideal setiap ruangan kelas tidak lebih dari 30 hingga 40 siswa. Namun yang terjadi saat ini jumlah satu ruangan bisa mencapai 50 siswa lebih.
Setiap tahunnya lulusan siswa SMP ke SMA sekitar 11 ribuan siswa. Sedangkan rata-rata siswa yang diterima di sekolah negeri tingkat SMA di Denpasar hanya 3.000-5.000an siswa. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kalau opsi yang menggunakan lahan milik pemerintah entah itu Pemprov Bali atau lahan milik Pemkab Badung untuk membuat sekolah baru, tampaknya agak sulit. Investasinya lebih besar, belum lagi kalau sekolah baru perlu tenaga guru dan staf tambahan sehingga prosesnya akan lama," katanya di Denpasar, Senin.
Sedangkan untuk pilihan yang ditawarkan eksekutif dengan menggabungkan sekolah, menurut dia, mayoritas hanya bisa diterapkan untuk jenjang Sekolah Dasar. Namun, kondisi kelebihan siswa yang berdampak kekurangan ruang kelas juga terjadi di SMP dan SMA negeri.
"Saat ini banyak sekolah negeri yang kekurangan ruang kelas, seperti di SMPN 7 Denpasar. Di sana akibat kelebihan siswa, ruang lab dan aula pun harus disulap menjadi ruang kelas," ujarnya.
Politisi dari Partai Golkar itu mengatakan sekolah tersebut berencana akan membangun gedung bertingkat untuk memenuhi kebutuhan enam ruang kelas tambahan.
"Untuk pos anggaran pendidikan di Kota Denpasar pada 2014 memang tetap tinggi. Dari draf RAPBD yang saya baca, pos pendidikan mencapai 26 persen. Kalau dari tahun lalu memang sedikit berkurang, yang besarnya 30 persen," kata Sugiarta.
Sebelumnya Kepala Disdikpora Kota Denpasar IGN Eddy Mulya menawarkan tiga opsi sebagai solusi atas permasalahan membludaknya siswa di Denpasar.
Alternatif pertama dengan meminta aset Pemprov Bali dan Pemkab Badung yang ada di Kota Denpasar, kedua bisa dengan melakukan revitalisasi gedung sekolah dengan membuatnya bertingkat, dan yang ketiga dengan menggabungkan sekolah-sekolah.
Pada 2014 akan dianggarkan revitalisasi 20 gedung sekolah tingkat SD di Denpasar karena kebanyakan gedung tersebut dibuat pada 1980-an sehingga memerlukan berbagai perbaikan.
Berdasarkan data yang dihimpun Pemkot Denpasar, jumlah siswa di sekolah khususnya negeri sampai berlebihan. Jumlah ideal setiap ruangan kelas tidak lebih dari 30 hingga 40 siswa. Namun yang terjadi saat ini jumlah satu ruangan bisa mencapai 50 siswa lebih.
Setiap tahunnya lulusan siswa SMP ke SMA sekitar 11 ribuan siswa. Sedangkan rata-rata siswa yang diterima di sekolah negeri tingkat SMA di Denpasar hanya 3.000-5.000an siswa. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013