Nusa Dua (Antara Bali) - "Bali Democracy Forum" (BDF) VI dipastikan tak akan membahas isu penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia namun lebih terfokus pada upaya memajukan demokrasi di kawasan Asia Pasifik.
     
"Forum ini fokus  kepada upaya demokrasi. Kita konsisten bicara tentang bagaimana berbagi pengalaman dalam memajukan demokrasi," kata salah satu inisiator BDF Hassan Wirajuda usai pembukaan BDF VI di Nusa Dua, Kamis.
     
Dia menjelaskan bahwa sesuai dengan tema BDF VI, forum demokrasi itu ingin mengkonsolidasikan demokrasi masyarakat di majemuk yang dijawantahkan kedalam dua sub-tema di antaranya pelaksanaan pemilu yang adil dan bebas serta membangun dan memperkuat lembaga demokrasi.

Meski tak membahas isu penyadapan, namun pada pembukaan BDF VI, isu tersebut menghangat yang disampaikan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao yang menyinggung aksi penyadapan, meskipun mantan Presiden Timor Leste itu tak menyebutkan secara langsung negara yang melakukan penyadapan.
     
Isu penyadapan saat ini menjadi isu hangat yang menjadi pro dan kontra di dunia yang diberitakan dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia.
     
Ia menilai bahwa hal tersebut akan menjadi tantangan dalam membangun demokrasi khususnya bagi negara yang baru terbentuk yang ingin mengembangkan demokrasi.
     
"Bagaimana kita benar-benar bisa hidup dalam demokrasi jika kita menjadi subjek penyadapan," kata Xanana.
     
Ia menyatakan bahwa perangkat teknologi saat ini menjadi dampak terhadap demokrasi tatkala proses komunikasi tengah "diawasi" oleh pihak lain padahal tersebut merupakan hak pribadi dan kebebasan personal. (DWA)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013