Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali menyarankan pengembangan kepariwisataan di Pulau Dewata hendaknya menyesuaikan dengan potensi dan kekuatan di masing-masing daerah.
"Harus dikaji apa yang menjadi kekuatan di masing-masing daerah sebelum mengangkatnya menjadi daya tarik wisata sehingga masyarakat setempat bisa ikut terlibat," kata Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, ketika investor ditarik ke Bali untuk mengembangkan kepariwisataan tetapi tak melibatkan partisipasi masyarakat, maka ujung-ujungnya akan terjadi penolakan dari masyarakat.
"Dengan adanya penolakan-penolakan itu akhirnya kebijakan investasi menjadi berdampak kontradiktif. Oleh karena itu penting melakukan kajian terhadap kekuatan dan potensi daerah supaya masyarakat setempat tidak hanya menjadi penonton dari pengembangan industri pariwisata," ujarnya pada diskusi pariwisata yang diadakan GIPI Bali itu. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Harus dikaji apa yang menjadi kekuatan di masing-masing daerah sebelum mengangkatnya menjadi daya tarik wisata sehingga masyarakat setempat bisa ikut terlibat," kata Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, ketika investor ditarik ke Bali untuk mengembangkan kepariwisataan tetapi tak melibatkan partisipasi masyarakat, maka ujung-ujungnya akan terjadi penolakan dari masyarakat.
"Dengan adanya penolakan-penolakan itu akhirnya kebijakan investasi menjadi berdampak kontradiktif. Oleh karena itu penting melakukan kajian terhadap kekuatan dan potensi daerah supaya masyarakat setempat tidak hanya menjadi penonton dari pengembangan industri pariwisata," ujarnya pada diskusi pariwisata yang diadakan GIPI Bali itu. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013