Denpasar (Antara Bali) - Komisi Nasional Perlindungan Anak bersama rombongan ibu-ibu peduli bocah, mendesak jajaran Polda Bali untuk segera dapat mengungkap kasus pemerkosaan anak di bawah umur yang cukup marak di daerah ini.
"Tujuan kedatangan kami ke Polda Bali adalah untuk memberikan motivasi kepada aparat kepolisian dalam menangani kasus itu, sehingga pelakunya segera dapat ditangkap," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi, yang akrab dipanggil Kak Seto, di Denpasar, Senin.
Usai diterima Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna dan beberapa stafnya, Kak Seto mengaku prihatin dengan cukup maraknya kasus pemerkosaan terhadap anak-anak di bawah umur yang muncul di Bali dalam tiga bulan terakhir ini.
"Kami benar-nenar prihatin. Karenanya, kami meminta polisi dapat bekerja dengan lebih keras untuk dapat menangkap pelakunya," ujar Kak Seto.
Selain dapat mengungkap pelaku, Kak Seto dalam kesempatan tersebut juga meminta aparat keamanan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan penempatan petugas di kawasan sekolah tempat anak-anak belajar.
Di samping itu, ia juga minta kepada orang tua dan guru untuk lebih meningkatkan pengawasan kepada anak didik, sehubungan kasus pemerkosaan lebih banyak menimpa murid selolah dasar.
"Kejadian ini sesungguhnya adalah masalah kita bersama, sehingga tidak hanya polisi yang mesti betanggung jawab. Marilah kita sebagai masyarakat selalu peduli dan bekerja sama agar kasus ini tidak semakin meluas," ucapnya.
Untuk meminimalkan kasus serupa, Kak Seto dalam kesempatan tersebut meminta kepada pihak terkait untuk dapat memberikan simulasi atau pelatihan kepada siswa, bagaimana mereka berani berteriak ketika anak dalam situasi terancam.
Ia mengungkapkan, beberapa percobaan kasus pemerkosaan di Indonesia dapat digagalkan setelah siswa dan anak muda dibekali pelatihan tersebut.
Tidak dipungkiri, lanjut dia, beberapa modus penculikan tidak lagi dengan tindak kekerasan, melainkan sudah dengan modus bujuk rayu.
"Para pelaku umumnya tidak memandang siapa pun yang harus jadi korbannya. Bahkan tidak sedikit pelakunya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan korban, atau keluarga korban," ujar Kak Seto menjelaskan.
Untuk itu, ia berharap dengan pelatihan yang diberikan akan mampu menekan dan mempersempit ruang gerak pelaku dalam melancarkan niat kejahatannya.
Kepada tamunya, Kapolda Sutisna mengatakan bahwa pihaknya sangat memprioritaskan penanganan kasus tersebut, termasduk dengan menyebar anggota ke sekolah-sekolah untuk melakukan pencegahan bahkan penangkapan terhadap pelakunya.
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya menemukan cukup banyak kendala untuk dapat mengungkap kasus tersebut.
"Banyak kendala yang kami alami dalam mengungkap kasus ini, seperti minimnya bukti dan keterangan saksi. Namun kami tidak akan tinggal diam, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat pelaku berhasil kami ringkus," ujarnya berharap.
Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini tercatat enam kasus pemerkosaan terhadap bocah di bawah umur yang menimpa siswa dari beberada SD di Denpasar.
Saat beraksi, pelaku selalu mengincar anak-anak perempuan berusia 9-12 tahun atau yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Korban terakhir adalah anak berusia sembilan tahun, warga Jalan Pulau Moyo, Denpasar. Pelaku tidak lagi memakai modus menjemput di sekolah, melainkan langsung mendatangi dan memperkosa korban di rumahnya, setelah sebelumnya pelaku memastikan keadaan rumah korban sedang sepi.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010