Kuta (Antara Bali) - Sekitar 1.000 orang pegawai dari anggota Paguyuban Pedagang Bandara (P2B) Ngurah Rai berunjuk rasa menuntut kejelasan nasib setelah adanya proyek perluasan infrastruktur vital tersebut, Jumat.
Para pengunjuk rasa berjalan kaki dari Patung Kuda, Tuban, kantor Konsultan Pengelola Bandara, Grama Vikash Kendra (GVK) di sekitar Jalan By Pass Ngurah Rai yang jaraknya sekitar 500 meter dari titik berkumpul para demonstran.
Akibat aksi tersebut, jalan sekitar mengalami kemacetan yang cukup panjang sehingga para pengguna jalan ada yang sempat emosi karena aktivitasnya terganggu dengan membunyikan klakson.
Akan tetapi lalu lintas kembali lancar setelah petugas kepolisian mengatur aksi jalan kaki itu dan para pengunjuk rasa dengan cepat dapat ke tempat tujuan.
Para pengunjuk rasa akhirnya berkumpul dan berorasi di depan kantor konsultan itu dengan pengawalan ketat pihak kepolisian.
Mereka meneriakkan beberapa tuntutan yang merupakan hasil kesepakatan dengan jajaran manajemen pengelola Bandara Ngurah Rai yang sampai sekarang tidak ada realisasinya.
Selain itu melampiaskan kekesalannya karena selama ini para pedagang merasa dibohongi oleh pihak PT Angkasa Pura 1
Akhirnya pimpinan dan sejumlah pengurus P2B diperkenankan masuk untuk bernegiosasi dengan manajemen Angkasa Pura yang diwakili General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Purwanto.
"Hasil dari pertemuan tadi antara paguyuban dengan Angkasa Pura disepakati jika seluruh anggota P2B akan mendapatkan tempat usaha seperti terdahulu," kata Ketua P2B I Wayan Sukses di hadapan rekan seperjuangannya.
Lokasi usaha bagi 121 anggota P2B adalah plaza, lantai satu kedatangan internasional, keberangkatan internasional dan keberangkatan serta kedatangan domestik yang baru.
Mereka pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah mendengar adanya kesepakatan tersebut. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013