Washington (Antara Bali) - Hampir separuh bayi yang baru dilahirkan memiliki bagian datar di kepala mereka saat mereka berusia dua bulan akibat mereka tidur terlentang guna mencegah sindrom kematian bayi secara mendadak, demikian temuan satu studi baru.

Studi tersebut, yang diterbitkan pada Senin (8/7) di jurnal AS "Pediatrics", menyelidiki terjadinya "positional plagiocephaly", atau bagian datar di kepala, pada bayi yang berusia tujuh sampai 12 pekan dan mengikuti klinik anak dua-bulan di Calgary, Alberta, Kanada.

Para peneliti dari Canadian Mount Royal University menilai 440 bayi sehat masa-lengkap yang telah dilahirkan dalam usia lebih dari 37 pekan kehamilan.

Di antara bayi itu, 205, atau 46,6 persen, diamati memiliki satu bentuk bagian datar di kepala mereka. Di antara semua bayi dengan kondisi tersebut, 63,2 persen memiliki bagian datar di sisi kanan dan 78,3 persen memiliki satu bentuk sedang kondisi itu, kata mereka.

"Sejak saran 1992 dari American Academy of Pediatrics agar bayi ditidurkan terlentang, angka sindrom kematian bayi secara mendadak telah merosot secara dramatis," kata para peneliti tersebut di dalam satu pernyataan sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang. "Namun konsekuensinya ialah peningkatan positional plagiocephaly, atau bagian datar di kepala bayi. (ANT/Xinhua-OANA/IGT)

Pewarta:

Editor : I Gusti Ketut Agung Wijaya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013