Kuta (Antara Bali) - Badan Geologi memfasilitasi pertemuan para pejabat senior ASEAN untuk mengembangkan sistem informasi mineral di setiap negara anggota.
Pertemuan yang digelar di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada 25-28 Juni 2013 dibuka Kepala Pusat Sumber Daya Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Calvin Karo Gurusinga, Selasa.
Selain tujuh negara ASEAN, yaitu Brunei, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, pertemuan tersebut juga dihadiri perwakilan dari Community Clinical Oncology Program (CCOP) yang berkedudukan di Bangkok, Thailand.
Dalam kesempatan tersebut Indonesia mendapat kepercayaan sebagai koordinator kelompok kerja yang menunjuk Kementerian ESDM sebagai "vocal point" yang bertugas membangun suatu sistem informasi yang berbasis web.
Sistem tersebut sudah dikembangkan sejak 2005 berupa aplikasi berbasis web sehingga semua negara anggota ASEAN bisa saling berbagi informasi dan data mengenai mineral melalui aplikasi yang dapat diakses dari negara masing-masing.
"Di sini setiap negara anggota memasukkan seluruh data tentang mineral ke dalam sistem secara langsung ke dalam aplikasi database," kata Calvin.
Menurut dia, sistem aplikasi tersebut tersimpan dalam satu server yang ditempatkan di Badan Geologi dan sekaligus berperan sebagai administrator pada sistem tersebut. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Pertemuan yang digelar di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada 25-28 Juni 2013 dibuka Kepala Pusat Sumber Daya Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Calvin Karo Gurusinga, Selasa.
Selain tujuh negara ASEAN, yaitu Brunei, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, pertemuan tersebut juga dihadiri perwakilan dari Community Clinical Oncology Program (CCOP) yang berkedudukan di Bangkok, Thailand.
Dalam kesempatan tersebut Indonesia mendapat kepercayaan sebagai koordinator kelompok kerja yang menunjuk Kementerian ESDM sebagai "vocal point" yang bertugas membangun suatu sistem informasi yang berbasis web.
Sistem tersebut sudah dikembangkan sejak 2005 berupa aplikasi berbasis web sehingga semua negara anggota ASEAN bisa saling berbagi informasi dan data mengenai mineral melalui aplikasi yang dapat diakses dari negara masing-masing.
"Di sini setiap negara anggota memasukkan seluruh data tentang mineral ke dalam sistem secara langsung ke dalam aplikasi database," kata Calvin.
Menurut dia, sistem aplikasi tersebut tersimpan dalam satu server yang ditempatkan di Badan Geologi dan sekaligus berperan sebagai administrator pada sistem tersebut. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013