Denpasar (Antara Bali) - Pasar tradisional di Kota Denpasar, Bali dan sekitarnya perlu ditata sedemikian rupa dengan menekankan aspek kebersihan dan kesehatan.


"Dengan demikian, pasar tradisional akan mampu bersaing dengan dengan pusat-pusat perbelajaan modern," kata Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat meninjau pembangunan Pasar Sindu di kawasan wisata Sanur, Kamis.


Didampingi Kabag Perekonomian Pemkot Denpasar Dewa Made Agung SE serta Kabag Humas dan Protokol Made Erwin Suryadarma SE Msi, ia mengingatkan, pembangunan Pasar Sindu mampu mengimplementasikan konsep pasar tradisional, namun dikemas dengan nuansa modern.  


Dengan demikian akan mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di pasar tradisional itu.


Lebih-lebih pasar tradisional Desa Sindu berlokasi di kawasan wisata Sanur, dipastikan akan ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun nusantara jika faktor kebersihan, kenyamanan dan kesehatan itu dapat diwujudkan.


"Dengan terwujudnya pasar yang bersih, sekaligus menghilangkan kesan pasar tradisional yang selama ini kumuh dan jorok," ujar Walikota Rai Mantra.


Ia mengingatkan, bagaimanapun juga aspek kebersihan, kesehatan dan kerapihan menjadi daya tarik tersendiri agar pasar menjadi ramai dikunjungi konsumen.


Pasar tradisional sebenarnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pasar modern, yakni pasar tradisional masih mempertahankan nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup di tengah masyarakat.


Rai Mantra, mantan Ketua Hipmi Bali itu menjelaskan, berbelanja di pasar tradisional memiliki unsur seni, yakni adanya budaya tawar menawar.


"Keunggulan itulah harus mampu dimaksimalkan, dengan harapan keberadaan pasar tradisional sebagai pusat perputaran perekonomian masyarakat akan tetap eksis dan kokoh di tengah persaingan yang semakin ketat," ujar Rai Mantra.


Pemkot Denpasar mendorong upaya percepatan program revitalisasi terhadap pasar-pasar tradisional di ibukota Provinsi Bali.


"Revitalisasi pasar desa merupakan program unggulan Pemkot Denpasar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, karena adanya pasar refresentatif akan dapat menumbuhkan daya bisnis masyarakat," ujarnya.


Ketua Yayasan Pembangunan Sanur Ida Bagus Gde Sidharta didampingi Kepala Pasar Sindu Made Sudana, menjelaskan, pembangunan pasar dibagi dalam tiga area atau tiga peruntukan, masing-masing pasar pagi, pasar seni dan pasar senggol atau "food court".


Pembangunan di atas lahan seluas setengah hektare itu menelan biaya Rp3,5 miliar, sepenuhnya atas swadaya dari 361 pedagang dan Yayasan Pembangunan Sanur.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010