Nusa Dua (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia menandatangani persetujuan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik atau dinas dengan Republik Kolombia di Nusa Dua, Bali, Senin.
"Untuk kerja sama selalu kita mulai dari paspor diplomatik dahulu, baru paspor biasa. Kalau paspor diplomatik dan dinas jumlahnya juga lebih sedikit, tetapi kalau paspor biasa memerlukan lebih banyak koordinasi di antara mereka dan kita sendiri," kata Direktur Jenderal untuk Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia Dian Triansyah Djani.
Pada penandatanganan tersebut, Dian Triansyah Djani mewakili Indonesia, sementara pemerintah Kolombia diwakili oleh Duta Besar Kolombia untuk Indonesia Alfonso Garzon Mendez.
"Selain dengan Kolombia, ke depan semakin banyak negara Amerika Latin lainnya akan dikejar untuk itu. Makin banyak pergerakan manusia maka akan semakin meningkat juga kerja sama di segala bidang," ucapnya.
Dengan persetujuan tersebut diharapkan dapat mendorong interaksi yang lebih erat dan saling kunjung antara pejabat pemerintah kedua negara dalam meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang.
Bebas visa, ucap dia, memang baru menyangkut pemegang paspor diplomatik dan dinas karena untuk bebas visa bagi kelompok yang lain tentu menyangkut pemasukan negara sehingga pihaknya masih memerlukan koordinasi yang lebih erat. "Kita mulai tahap demi tahap," ucapnya.
Dian menjelaskan bahwa pertemuan dengan perwakilan pemerintah Kolombia itu juga untuk koordinasi pertemuan tingkat menteri luar negeri Forum Kerja Sama Asia Timur dan Amerika Latin (FEALAC) keenam yang akan diselenggarakan pada tanggal 13--14 Juni 2013 di Bali.
"Indonesia dan Kolombia menjadi ketua bersama untuk pertemuan tingkat menteri keenam FEALAC ini. Jadi, selama dua tahun ini, telah menjadi ketua bersama, Indonesia mewakili kelompok Asia yang terdiri atas 16 negara dan Kolombia mewakili 20 negara Amerika Latin," katanya.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa pertemuan tingkat menteri FEALAC juga akan membahas isu di bidang perdagangan, investasi, kerja sama orang per orang, kerja sama pariwisata, dan pertukaran pelajar serta hal lainnya.
"Dalam pertemuan itu, Indonesia akan lebih banyak mendorong proyek-proyek yang konkret karena ingin lebih banyak terjalin konektivitas antara Amerika Latin dan Asia," ucap Dian Triansyah. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Untuk kerja sama selalu kita mulai dari paspor diplomatik dahulu, baru paspor biasa. Kalau paspor diplomatik dan dinas jumlahnya juga lebih sedikit, tetapi kalau paspor biasa memerlukan lebih banyak koordinasi di antara mereka dan kita sendiri," kata Direktur Jenderal untuk Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia Dian Triansyah Djani.
Pada penandatanganan tersebut, Dian Triansyah Djani mewakili Indonesia, sementara pemerintah Kolombia diwakili oleh Duta Besar Kolombia untuk Indonesia Alfonso Garzon Mendez.
"Selain dengan Kolombia, ke depan semakin banyak negara Amerika Latin lainnya akan dikejar untuk itu. Makin banyak pergerakan manusia maka akan semakin meningkat juga kerja sama di segala bidang," ucapnya.
Dengan persetujuan tersebut diharapkan dapat mendorong interaksi yang lebih erat dan saling kunjung antara pejabat pemerintah kedua negara dalam meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang.
Bebas visa, ucap dia, memang baru menyangkut pemegang paspor diplomatik dan dinas karena untuk bebas visa bagi kelompok yang lain tentu menyangkut pemasukan negara sehingga pihaknya masih memerlukan koordinasi yang lebih erat. "Kita mulai tahap demi tahap," ucapnya.
Dian menjelaskan bahwa pertemuan dengan perwakilan pemerintah Kolombia itu juga untuk koordinasi pertemuan tingkat menteri luar negeri Forum Kerja Sama Asia Timur dan Amerika Latin (FEALAC) keenam yang akan diselenggarakan pada tanggal 13--14 Juni 2013 di Bali.
"Indonesia dan Kolombia menjadi ketua bersama untuk pertemuan tingkat menteri keenam FEALAC ini. Jadi, selama dua tahun ini, telah menjadi ketua bersama, Indonesia mewakili kelompok Asia yang terdiri atas 16 negara dan Kolombia mewakili 20 negara Amerika Latin," katanya.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa pertemuan tingkat menteri FEALAC juga akan membahas isu di bidang perdagangan, investasi, kerja sama orang per orang, kerja sama pariwisata, dan pertukaran pelajar serta hal lainnya.
"Dalam pertemuan itu, Indonesia akan lebih banyak mendorong proyek-proyek yang konkret karena ingin lebih banyak terjalin konektivitas antara Amerika Latin dan Asia," ucap Dian Triansyah. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013