Pada suatu pagi menjelang peringatan Hari Pendidikan Nasional 2013, SMAN 1 Sidemen, Karangasem, mendadak didatangi ratusan siswa-siswi dari jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK.
Wajah-wajah polos dengan senyum sumringah pun terpancar dari mereka yang berasal dari berbagai sekolah di kabupaten paling timur Pulau Bali itu yang sengaja dikumpulkan di wantilan SMAN 1 Sidemen. Rupanya kegembiraan mereka ini karena bersiap mendapatkan kartu beasiswa miskin dari Pemerintah Provinsi Bali.
Adalah Ni Ketut Seri dan I Gusti Ngurah Agus Indra, merupakan dua perwakilan penerima beasiswa dari SMAN 1 Sidemen. Mereka menyambut gembira pemberian beasiswa tersebut karena dirasa sangat meringankan beban orang tua untuk membiayai pendidikan.
"Saya senang bisa mendapat beasiswa karena selama ini orang tua saya hanya menggantungkan penghasilan dari membuat layang-layang," kata Ketut Seri. Ia pun sepulang sekolah kerapkali harus membantu orang tuanya untuk menyelesaikan layang-layang yang selanjutnya dipasarkan di kawasan Sukawati, Gianyar.
Demikian juga dengan I Gusti Ngurah Agus Indra. Siswa kelas XI SMAN 1 Sidemen ini mengaku terharu bisa mendapatkan beasiswa. "Bapak saya pekerjaan sehari-harinya sebagai sopir. Untunglah biaya sekolah saya bisa gratis dengan mendapatkan kartu," kata putra dari I Gusti Ngurah Prapta itu.
Kepala SMAN 1 Sidemen Ida Bagus Nyoman Gelgel mengemukakan khusus di sekolah yang dipimpinnya itu kartu beasiswa miskin akan dibagikan untuk 338 siswa dari kelas X-XII. "Bagi kami, kartu ini akan sangat membantu peserta didik kami karena di sini banyak siswa yang orang tuanya tak mampu," ujarnya.
Kegembiraan yang dirasakan Ketut Seri dan Ngurah Indra ini, tentunya akan dirasakan pula oleh lebih dari 100 ribu siswa-siswa lain di Pulau Dewata. Hal itu karena Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Made Mangku Pastika, tahun ini akan memberikan kartu beasiswa miskin bagi 104.587 siswa dari jenjang pendidikan SD-SMA/SMK.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Gede Sujaya menyampaikan total dana bantuan sosial untuk beasiswa miskin tahun 2013 dari dana APBD provinsi sebesar Rp128,91 miliar lebih.
Beasiswa untuk jenjang SD diberikan kepada 56.245 siswa, dengan tiap siswa mendapatkan Rp620 ribu per tahun, jenjang SMP diberikan kepada 20.857 siswa dan tiap siswa memperoleh Rp890 ribu/tahun.
Sementara setiap siswa miskin dari jenjang pendidikan SMA berhak memperoleh beasiswa sebesar Rp2 juta dan beasiswa ini diberikan kepada 10.389 siswa SMA. Untuk siswa SMK masing-masing mendapatkan Rp3,2 juta per tahun dengan total jumlah penerima 17.096 siswa. "Jadi secara keseluruhan kartu beasiswa miskin dari jenjang SD-SMK diberikan kepada 104.587 siswa," ucapnya.
Bagi siswa penerima kartu tidak langsung menerima bantuan dalam bentuk uang tunai, melainkan beasiswa akan disalurkan melalui rekening sekolah dan selanjutnya disampaikan kepada siswa. Beasiswa untuk siswa SMA dan SMK dapat digunakan untuk pembayaran iuran sekolah/komite sekolah, biaya praktik, dan biaya personal seperti pembelian buku, pakaian, dan biaya transportasi serta uang saku.
Sedangkan untuk SD dan SMP, beasiswa dapat digunakan untuk biaya personal seperti membeli buku, pakaian, penunjang kegiatan olahraga, seni budaya, biaya transportasi dan uang saku.
Menuju SDM Berkualitas
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengemukakan daerah yang dipimpinnya haruslah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pandangan tersebut bukan tanpa sebab, Pastika menyadari Bali tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat dikeruk untuk menghasilkan pundi-pundi pendapatan bagi masyarakatnya. Apalagi luas pulau ini hanya 5.636,66 kilometer persegi atau sekitar 0,29 persen luas wilayah Republik Indonesia.
Menurut mantan Kapolda Bali itu, melalui kartu beasiswa miskin yang diberikan dapat mengurangi beban para orang tua, sehingga ke depan tidak ada lagi siswa-siswi di Pulau Dewata yang tidak bersekolah. Tujuan pemberian beasiswa tersebut sebagai salah satu upaya untuk membangun SDM yang berkualitas.
"Apalagi ke depan semua akan menyatu, di tahun 2015 dengan Komunitas Ekonomi ASEAN, maka bisa saja orang Filipina menjadi guru dan sopir taksi di Bali, demikian juga kita dapat bekerja di semua negara di kawasan Asia Tenggara," ujarnya.
Namun untuk dapat bersaing di kancah internasional, tegas dia, tentu harus dibarengi dengan kualitas. Dicontohkannya Singapura dapat menjadi sangat maju dengan tingkat kemakmuran 50 kali lebih baik dari Bali meskipun tidak memiliki danau, sawah, sumber daya alam dan budaya yang unik.
"Singapura bisa hebat karena orang-orangnya juga hebat. Untuk menjadi orang hebat, tidak ada jalan lain tanpa belajar. Tidak ada orang yang tiba-tiba pintar dan terampil tanpa belajar," katanya.
Sementara itu Disdikpora Provinsi Bali mencatat jumlah siswa putus sekolah pada 2012 di Pulau Dewata sebanyak 1.407 orang yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Rincian mereka yang putus sekolah untuk jenjang SD/MI sebanyak 536 siswa, SMP/MTs sejumlah 368 siswa, SMA/MA sebanyak 178 siswa dan 325 orang untuk jenjang SMK.
Siswa putus sekolah yang terbesar ada di Karangasem, yakni untuk jenjang SD saja mencapai 340 siswa. Sedangkan untuk SMP dan SMA yangputus sekolah mayoritas dari Kabupaten Buleleng. Sedangkan pada tingkat SMK, siswa putus sekolah justru berasal dari mereka yang mengenyam pendidikan di Kota Denpasar.
Kadisdikpora Bali Anak Agung Ngurah Gede Sujaya menambahkan bagi siswa putus sekolah selama ini telah difasilitasi pembiayaan untuk mengikuti tes ujian kesetaraan paket A, B, dan C maupun pemberian beasiswa.
Pemerintah Provinsi Bali pada tahun anggaran 2013 juga telah mengalokasikan dana untuk berbagai macam beasiswa, termasuk kartu beasiswa miskin sehingga para siswa tidak sampai harus putus sekolah akibat kesulitan biaya.
Beasiswa SMKN
Para siswa dari keluarga kurang mampu di Bali selain disasar bantuan melalui kartu beasiswa miskin, pemerintah provinsi setempat pun menyediakan program beasiswa penuh bagi lulusan SMP yang ingin melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri pada sembilan kabupaten/kota.
Pada awalnya yakni 2011, program ini hanya menyasar 50 anak berprestasi dari kurang mampu untuk mengenyam pendidikan di SMKN 1 Denpasar, sedangkan pada tahun pelajaran 2013/2014, disediakan kuota 90 beasiswa tambahan itu untuk ke SMKN favorit lainnya.
Kepala Biro Humas Pemprov Bali Ketut Teneng mengemukakan, setiap anak akan mendapat alokasi dana sebesar Rp22 juta per tahun dan beasiswa tersebut akan diterima selama tiga tahun. Dengan kata lain, biaya itu diperhitungkan sudah memenuhi seluruh biaya siswa selama mengikuti pendidikan di jenjang SMKN.
Rencananya 90 penerima beasiswa akan disebar pada sejumlah SMKN favorit di Bali seperti SMKN 3 Singaraja, SMKN 3 Denpasar, SMKN 1 Manggis-Karangasem, SMKN 1 Klungkung, SMKN 1 Tampak Siring, SMKN 2 Bangli, SMKN 3 Tabanan, SMK Nusa Dua, dan SMKN 1 Negara.
"Dengan demikian 10 anak penerima beasiswa di tiap kabupaten akan mengenyam pendidikan di masing-masing sekolah kejuruan tersebut dengan biaya penuh dari Pemprov Bali," ujarnya sembari menyebuy program beasiswa untuk 50 siswa yang melanjutkan ke SMKN 1 Denpasar tetap berlanjut sehingga total jumlahnya untuk tahun ini sebanyak 140 beasiswa.
Teneng menambahkan, siswa dari keluarga kurang mampu memang menjadi sasaran dalam program ini, yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi mereka yang punya prestasi gemilang namun terkendala masalah ekonomi dalam melanjutkan pendidikan. Langkah ini erat kaitannya dengan pengentasan kemiskinan yang menjadi tujuan pelaksanaan berbagai program unggulan Pemprov Bali.
"Putra-putri dari keluarga miskin yang kita beri kesempatan mendapat beasiswa penuh nantinya diharapkan mampu mengubah nasib keluarga mereka di kemudian hari sehingga bisa keluar dari garis kemiskinan," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Wajah-wajah polos dengan senyum sumringah pun terpancar dari mereka yang berasal dari berbagai sekolah di kabupaten paling timur Pulau Bali itu yang sengaja dikumpulkan di wantilan SMAN 1 Sidemen. Rupanya kegembiraan mereka ini karena bersiap mendapatkan kartu beasiswa miskin dari Pemerintah Provinsi Bali.
Adalah Ni Ketut Seri dan I Gusti Ngurah Agus Indra, merupakan dua perwakilan penerima beasiswa dari SMAN 1 Sidemen. Mereka menyambut gembira pemberian beasiswa tersebut karena dirasa sangat meringankan beban orang tua untuk membiayai pendidikan.
"Saya senang bisa mendapat beasiswa karena selama ini orang tua saya hanya menggantungkan penghasilan dari membuat layang-layang," kata Ketut Seri. Ia pun sepulang sekolah kerapkali harus membantu orang tuanya untuk menyelesaikan layang-layang yang selanjutnya dipasarkan di kawasan Sukawati, Gianyar.
Demikian juga dengan I Gusti Ngurah Agus Indra. Siswa kelas XI SMAN 1 Sidemen ini mengaku terharu bisa mendapatkan beasiswa. "Bapak saya pekerjaan sehari-harinya sebagai sopir. Untunglah biaya sekolah saya bisa gratis dengan mendapatkan kartu," kata putra dari I Gusti Ngurah Prapta itu.
Kepala SMAN 1 Sidemen Ida Bagus Nyoman Gelgel mengemukakan khusus di sekolah yang dipimpinnya itu kartu beasiswa miskin akan dibagikan untuk 338 siswa dari kelas X-XII. "Bagi kami, kartu ini akan sangat membantu peserta didik kami karena di sini banyak siswa yang orang tuanya tak mampu," ujarnya.
Kegembiraan yang dirasakan Ketut Seri dan Ngurah Indra ini, tentunya akan dirasakan pula oleh lebih dari 100 ribu siswa-siswa lain di Pulau Dewata. Hal itu karena Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Made Mangku Pastika, tahun ini akan memberikan kartu beasiswa miskin bagi 104.587 siswa dari jenjang pendidikan SD-SMA/SMK.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Gede Sujaya menyampaikan total dana bantuan sosial untuk beasiswa miskin tahun 2013 dari dana APBD provinsi sebesar Rp128,91 miliar lebih.
Beasiswa untuk jenjang SD diberikan kepada 56.245 siswa, dengan tiap siswa mendapatkan Rp620 ribu per tahun, jenjang SMP diberikan kepada 20.857 siswa dan tiap siswa memperoleh Rp890 ribu/tahun.
Sementara setiap siswa miskin dari jenjang pendidikan SMA berhak memperoleh beasiswa sebesar Rp2 juta dan beasiswa ini diberikan kepada 10.389 siswa SMA. Untuk siswa SMK masing-masing mendapatkan Rp3,2 juta per tahun dengan total jumlah penerima 17.096 siswa. "Jadi secara keseluruhan kartu beasiswa miskin dari jenjang SD-SMK diberikan kepada 104.587 siswa," ucapnya.
Bagi siswa penerima kartu tidak langsung menerima bantuan dalam bentuk uang tunai, melainkan beasiswa akan disalurkan melalui rekening sekolah dan selanjutnya disampaikan kepada siswa. Beasiswa untuk siswa SMA dan SMK dapat digunakan untuk pembayaran iuran sekolah/komite sekolah, biaya praktik, dan biaya personal seperti pembelian buku, pakaian, dan biaya transportasi serta uang saku.
Sedangkan untuk SD dan SMP, beasiswa dapat digunakan untuk biaya personal seperti membeli buku, pakaian, penunjang kegiatan olahraga, seni budaya, biaya transportasi dan uang saku.
Menuju SDM Berkualitas
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengemukakan daerah yang dipimpinnya haruslah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pandangan tersebut bukan tanpa sebab, Pastika menyadari Bali tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat dikeruk untuk menghasilkan pundi-pundi pendapatan bagi masyarakatnya. Apalagi luas pulau ini hanya 5.636,66 kilometer persegi atau sekitar 0,29 persen luas wilayah Republik Indonesia.
Menurut mantan Kapolda Bali itu, melalui kartu beasiswa miskin yang diberikan dapat mengurangi beban para orang tua, sehingga ke depan tidak ada lagi siswa-siswi di Pulau Dewata yang tidak bersekolah. Tujuan pemberian beasiswa tersebut sebagai salah satu upaya untuk membangun SDM yang berkualitas.
"Apalagi ke depan semua akan menyatu, di tahun 2015 dengan Komunitas Ekonomi ASEAN, maka bisa saja orang Filipina menjadi guru dan sopir taksi di Bali, demikian juga kita dapat bekerja di semua negara di kawasan Asia Tenggara," ujarnya.
Namun untuk dapat bersaing di kancah internasional, tegas dia, tentu harus dibarengi dengan kualitas. Dicontohkannya Singapura dapat menjadi sangat maju dengan tingkat kemakmuran 50 kali lebih baik dari Bali meskipun tidak memiliki danau, sawah, sumber daya alam dan budaya yang unik.
"Singapura bisa hebat karena orang-orangnya juga hebat. Untuk menjadi orang hebat, tidak ada jalan lain tanpa belajar. Tidak ada orang yang tiba-tiba pintar dan terampil tanpa belajar," katanya.
Sementara itu Disdikpora Provinsi Bali mencatat jumlah siswa putus sekolah pada 2012 di Pulau Dewata sebanyak 1.407 orang yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Rincian mereka yang putus sekolah untuk jenjang SD/MI sebanyak 536 siswa, SMP/MTs sejumlah 368 siswa, SMA/MA sebanyak 178 siswa dan 325 orang untuk jenjang SMK.
Siswa putus sekolah yang terbesar ada di Karangasem, yakni untuk jenjang SD saja mencapai 340 siswa. Sedangkan untuk SMP dan SMA yangputus sekolah mayoritas dari Kabupaten Buleleng. Sedangkan pada tingkat SMK, siswa putus sekolah justru berasal dari mereka yang mengenyam pendidikan di Kota Denpasar.
Kadisdikpora Bali Anak Agung Ngurah Gede Sujaya menambahkan bagi siswa putus sekolah selama ini telah difasilitasi pembiayaan untuk mengikuti tes ujian kesetaraan paket A, B, dan C maupun pemberian beasiswa.
Pemerintah Provinsi Bali pada tahun anggaran 2013 juga telah mengalokasikan dana untuk berbagai macam beasiswa, termasuk kartu beasiswa miskin sehingga para siswa tidak sampai harus putus sekolah akibat kesulitan biaya.
Beasiswa SMKN
Para siswa dari keluarga kurang mampu di Bali selain disasar bantuan melalui kartu beasiswa miskin, pemerintah provinsi setempat pun menyediakan program beasiswa penuh bagi lulusan SMP yang ingin melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri pada sembilan kabupaten/kota.
Pada awalnya yakni 2011, program ini hanya menyasar 50 anak berprestasi dari kurang mampu untuk mengenyam pendidikan di SMKN 1 Denpasar, sedangkan pada tahun pelajaran 2013/2014, disediakan kuota 90 beasiswa tambahan itu untuk ke SMKN favorit lainnya.
Kepala Biro Humas Pemprov Bali Ketut Teneng mengemukakan, setiap anak akan mendapat alokasi dana sebesar Rp22 juta per tahun dan beasiswa tersebut akan diterima selama tiga tahun. Dengan kata lain, biaya itu diperhitungkan sudah memenuhi seluruh biaya siswa selama mengikuti pendidikan di jenjang SMKN.
Rencananya 90 penerima beasiswa akan disebar pada sejumlah SMKN favorit di Bali seperti SMKN 3 Singaraja, SMKN 3 Denpasar, SMKN 1 Manggis-Karangasem, SMKN 1 Klungkung, SMKN 1 Tampak Siring, SMKN 2 Bangli, SMKN 3 Tabanan, SMK Nusa Dua, dan SMKN 1 Negara.
"Dengan demikian 10 anak penerima beasiswa di tiap kabupaten akan mengenyam pendidikan di masing-masing sekolah kejuruan tersebut dengan biaya penuh dari Pemprov Bali," ujarnya sembari menyebuy program beasiswa untuk 50 siswa yang melanjutkan ke SMKN 1 Denpasar tetap berlanjut sehingga total jumlahnya untuk tahun ini sebanyak 140 beasiswa.
Teneng menambahkan, siswa dari keluarga kurang mampu memang menjadi sasaran dalam program ini, yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi mereka yang punya prestasi gemilang namun terkendala masalah ekonomi dalam melanjutkan pendidikan. Langkah ini erat kaitannya dengan pengentasan kemiskinan yang menjadi tujuan pelaksanaan berbagai program unggulan Pemprov Bali.
"Putra-putri dari keluarga miskin yang kita beri kesempatan mendapat beasiswa penuh nantinya diharapkan mampu mengubah nasib keluarga mereka di kemudian hari sehingga bisa keluar dari garis kemiskinan," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013