Jakarta (Antara Bali) – Bakrie Telecom giat mengembangkan Uber Esia (Usaha Bersama Esia) untuk menciptakan kemandirian di masyarakat pinggiran kota.
Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk Anindya N Bakrie menjelaskan, upaya ini ditandai dengan diberikannya 500 Hape Esia gratis sebagai donasi PT Huawei Tech Investment kepada masyarakat yang terpilih menjadi VPO (Village Phone Operator) melalui PT RUMA (Rekan Usaha Mikro Anda) di wilayah Tanggerang, Banten, Kamis (25/3). Lembaga ini merupakan social entreprise Indonesia yang ditunjuk oleh Grameen Foundation.
Uber Esia sendiri merupakan program kolaborasi Bakrie Telecom, Grameen Foundation dan Qualcomm Inc yang bertujuan untuk dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat pinggiran dengan menyediakan sarana telekomunikasi sebagai modal usaha kecil mereka di bidang telekomunikasi.
Jenis usaha yang dilakukan adalah wartel dan isi ulang elektronik, dimana masyarakat yang menjalankan usaha tersebut mendapatkan dukungan dan bimbingan dari PT RUMA.
Meskipun Uber Esia memiliki dimensi sosial, namun Bakrie Telecom dan Grameen Foundation tetap membangun suatu model bisnis yang memperhitungkan kelanjutan usaha. Sebuah perubahan paradigma CSR (Corporate Social Responsibility) dengan membangun upaya kemandirian masyarakat melalui upaya peningkatan standar hidup yang berkelanjutan.
Diharapkan model bisnis ini menjadi terobosan untuk menciptakan kesempatan usaha bagi masyarakat berpendapatan terbatas namun sekaligus memberikan ruang pertumbuhan bagi perusahaan berupa perluasan segmen pelanggan.
Keberadaan program Uber Esia ini menepis anggapan bahwa berbisnis di kalangan masyarakat dengan pendapatan terbatas tidak memiliki kelayakan usaha.
"Sejak kami memulai upaya ini dari tahap percobaan hingga perkenalannya secara resmi Oktober 2009, perkembangan jumlah peminatnya luar biasa. Jumlahnya tumbuh dari 130 hingga 1.600 VPO dan melayani lebih dari 100 ribu pelanggan dalam waktu hanya enam bulan dan tersebar di wilayah Bekasi, Tanggerang dan Serang," ujar Anindya.
Dengan tambahan pendapatan rata-rata sebesar Rp100 ribu – Rp300 ribu per bulan, Anindya berkeyakinan bahwa model bisnis ini mampu menunjukkan kontribusi positif bagi penciptaan kemandirian usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah pinggiran kota.
"Keseluruhan produk yang ditawarkan oleh VPO menggunakan Hape murah Esia. Hape Esia ini didapatkannya melalui skema pembiayaan mikro yang menguntungkan. Skema ini membuka kesempatan mereka mendapatkan Hape Esia dengan harga yang sangat terjangkau dan menjadikannya sebagai sarana untuk memperoleh tambahan penghasilan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk Anindya N Bakrie menjelaskan, upaya ini ditandai dengan diberikannya 500 Hape Esia gratis sebagai donasi PT Huawei Tech Investment kepada masyarakat yang terpilih menjadi VPO (Village Phone Operator) melalui PT RUMA (Rekan Usaha Mikro Anda) di wilayah Tanggerang, Banten, Kamis (25/3). Lembaga ini merupakan social entreprise Indonesia yang ditunjuk oleh Grameen Foundation.
Uber Esia sendiri merupakan program kolaborasi Bakrie Telecom, Grameen Foundation dan Qualcomm Inc yang bertujuan untuk dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat pinggiran dengan menyediakan sarana telekomunikasi sebagai modal usaha kecil mereka di bidang telekomunikasi.
Jenis usaha yang dilakukan adalah wartel dan isi ulang elektronik, dimana masyarakat yang menjalankan usaha tersebut mendapatkan dukungan dan bimbingan dari PT RUMA.
Meskipun Uber Esia memiliki dimensi sosial, namun Bakrie Telecom dan Grameen Foundation tetap membangun suatu model bisnis yang memperhitungkan kelanjutan usaha. Sebuah perubahan paradigma CSR (Corporate Social Responsibility) dengan membangun upaya kemandirian masyarakat melalui upaya peningkatan standar hidup yang berkelanjutan.
Diharapkan model bisnis ini menjadi terobosan untuk menciptakan kesempatan usaha bagi masyarakat berpendapatan terbatas namun sekaligus memberikan ruang pertumbuhan bagi perusahaan berupa perluasan segmen pelanggan.
Keberadaan program Uber Esia ini menepis anggapan bahwa berbisnis di kalangan masyarakat dengan pendapatan terbatas tidak memiliki kelayakan usaha.
"Sejak kami memulai upaya ini dari tahap percobaan hingga perkenalannya secara resmi Oktober 2009, perkembangan jumlah peminatnya luar biasa. Jumlahnya tumbuh dari 130 hingga 1.600 VPO dan melayani lebih dari 100 ribu pelanggan dalam waktu hanya enam bulan dan tersebar di wilayah Bekasi, Tanggerang dan Serang," ujar Anindya.
Dengan tambahan pendapatan rata-rata sebesar Rp100 ribu – Rp300 ribu per bulan, Anindya berkeyakinan bahwa model bisnis ini mampu menunjukkan kontribusi positif bagi penciptaan kemandirian usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah pinggiran kota.
"Keseluruhan produk yang ditawarkan oleh VPO menggunakan Hape murah Esia. Hape Esia ini didapatkannya melalui skema pembiayaan mikro yang menguntungkan. Skema ini membuka kesempatan mereka mendapatkan Hape Esia dengan harga yang sangat terjangkau dan menjadikannya sebagai sarana untuk memperoleh tambahan penghasilan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010