Cirebon (Antara Bali) - Para perajin tradisional di Kabupaten Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, mengaku pesanan batik tulis berbahan pewarna nabati mulai menggairahkan terutama pasar Eropa.
"Pesanan berbagai jenis motif batik tulis tradisional berbahan natural, mulai menggairahkan, setelah kain batik tersebut diminati konsumen lokal dan ekspor,"kata Suwarni, perajin batik di Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Kamis.
Menurut dia, sebelumnya pesanan batik tradisional berbahan alami, lesu karena harus bersaing dengan batik cap, tetapi kini cukup menjanjikan meski harganya tinggi. Kisaran Rp750 ribu Per potong hingga Rp2 juta.
Usaha batik tulis berbahan natural terus dikembangkan oleh perajin di Cirebon, kata dia, harapannya permintaan pasar lokal dan ekspor bisa meningkat, sehingga mereka terus berkarya.
Sementara itu Munarto perajin batik tulis lain mengaku, pesanan batik tulis yang menggunakan pewarna nabati mulai menggairahkan, terutama dari Jakarta dan Bandung. Bahkan kini diminati pasar Eropa seperti Belanda, Spayol, Italia.
"Para perajin batik tulis berbahan Perwarna natural terus meningkatkan produksi mereka, karena yakin akan semakin diminati," katanya.
Meski harga batik tulis pewarna nabati cukup tinggi, mulai dari Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta hanya kalangan tertentu yang memesan tapi kini pesanan menggairahkan.
Kini, batik berbahan alami mulai dimintai oleh konsumen, perajin kembali menerima pesanan mereka, diperkirakan permintaan akan terus meningkat. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Pesanan berbagai jenis motif batik tulis tradisional berbahan natural, mulai menggairahkan, setelah kain batik tersebut diminati konsumen lokal dan ekspor,"kata Suwarni, perajin batik di Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Kamis.
Menurut dia, sebelumnya pesanan batik tradisional berbahan alami, lesu karena harus bersaing dengan batik cap, tetapi kini cukup menjanjikan meski harganya tinggi. Kisaran Rp750 ribu Per potong hingga Rp2 juta.
Usaha batik tulis berbahan natural terus dikembangkan oleh perajin di Cirebon, kata dia, harapannya permintaan pasar lokal dan ekspor bisa meningkat, sehingga mereka terus berkarya.
Sementara itu Munarto perajin batik tulis lain mengaku, pesanan batik tulis yang menggunakan pewarna nabati mulai menggairahkan, terutama dari Jakarta dan Bandung. Bahkan kini diminati pasar Eropa seperti Belanda, Spayol, Italia.
"Para perajin batik tulis berbahan Perwarna natural terus meningkatkan produksi mereka, karena yakin akan semakin diminati," katanya.
Meski harga batik tulis pewarna nabati cukup tinggi, mulai dari Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta hanya kalangan tertentu yang memesan tapi kini pesanan menggairahkan.
Kini, batik berbahan alami mulai dimintai oleh konsumen, perajin kembali menerima pesanan mereka, diperkirakan permintaan akan terus meningkat. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013