Banjarmasin (Antara Bali) - Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli mengatakan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan serta budi pekerti kembali masuk dalam kurikulum sekolah pada tahun ajaran baru 2013/2014 untuk mencegah terjadinya degradasi moral generasi muda.
"Kami sangat bersyukur akhirnya Pancasila dan budi pekerti kembali masuk dalam kurikulum, ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai konflik bangsa yang terjadi akhir-akhir ini," kata Melani di Banjarmasin, pada penutupan sosialisasi empat pilar kebangsaan, Senin.
Menurut dia, selain kembali memasukkan Pancasila dan budi pekerti ke dalam kurikulum, MPR kini juga gencar melakukan sosilasi empat pilar kebangsaan kepada masyarakat, mulai anak usia dini, mahasiswa hingga masyarakat umum.
Sosialisasi empat pilar tersebut, tambah dia, sangat mendesak untuk terus dikukan kepada masyarakat dari semua kalangan, untuk mencegah lunturnya rasa kebangsaan, dan tumbuhnya ekstrimisme yang merupakan cikal bakal teroris.
"Perkembangan rasa kebangsaan memang sangat memprihatinkan, seperti contoh kecil saja, dari beberapa sekolah yang datang ke MPR, banyak yang tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang merupakan lagu kebangsaan Indonesia, begitu juga dengan Pancasila, sedikit yang bisa melafal hingga tuntas," katanya.
Empat pilar kebangsaan yang terdiri dari, Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika sangat penting untuk terus ditanamkan kepada generasi muda karena saat ini generasi muda menghadapi perubahan yang cukup cepat, baik itu teknologi, budaya, ilmu pengetahun dan ekonomi. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami sangat bersyukur akhirnya Pancasila dan budi pekerti kembali masuk dalam kurikulum, ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai konflik bangsa yang terjadi akhir-akhir ini," kata Melani di Banjarmasin, pada penutupan sosialisasi empat pilar kebangsaan, Senin.
Menurut dia, selain kembali memasukkan Pancasila dan budi pekerti ke dalam kurikulum, MPR kini juga gencar melakukan sosilasi empat pilar kebangsaan kepada masyarakat, mulai anak usia dini, mahasiswa hingga masyarakat umum.
Sosialisasi empat pilar tersebut, tambah dia, sangat mendesak untuk terus dikukan kepada masyarakat dari semua kalangan, untuk mencegah lunturnya rasa kebangsaan, dan tumbuhnya ekstrimisme yang merupakan cikal bakal teroris.
"Perkembangan rasa kebangsaan memang sangat memprihatinkan, seperti contoh kecil saja, dari beberapa sekolah yang datang ke MPR, banyak yang tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang merupakan lagu kebangsaan Indonesia, begitu juga dengan Pancasila, sedikit yang bisa melafal hingga tuntas," katanya.
Empat pilar kebangsaan yang terdiri dari, Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika sangat penting untuk terus ditanamkan kepada generasi muda karena saat ini generasi muda menghadapi perubahan yang cukup cepat, baik itu teknologi, budaya, ilmu pengetahun dan ekonomi. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013