Bupati Tabanan, Bali, I Komang Gede Sanjaya berkomitmen untuk mengawal visi pembangunan Bali 100 tahun ke depan yang dicanangkan Gubernur Bali Wayan Koster.
"Dalam rakor ini, para bupati dan wali kota se-Bali diajarkan bagaimana menyamakan persepsi dalam membangun Bali ke depan, tidak hanya untuk lima tahun mendatang, tetapi bahkan hingga 100 tahun ke depan. Ini sangat bagus,” ujar Gede Sanjaya saat menghadiri rapat koordinasi Pemerintahan Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten se-Bali di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Bali, Rabu.
Rapat yang mengusung tema “Sinergitas Pembangunan Bali dalam Satu Kesatuan Wilayah, 1 pulau, 1 pola, dan 1 tata Kelola demi Nindihin Gumi Bali" tersebut, Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengatakan Kabupaten Tabanan sebagai daerah agraris dengan mayoritas penduduk yang bergerak di sektor pertanian, diharapkan terus mendapatkan perhatian. Dengan demikian, khususnya sektor pertanian di Tabanan bisa semakin berkembang dan meningkat.
"Mudah-mudahan, dari hulu hingga hilir, sektor pertanian bisa dibangun secara optimal di Kabupaten Tabanan. Kami berharap Pemerintah Provinsi Bali dapat terus mendukung dan membantu mendorong pembangunan Tabanan, khususnya di bidang pertanian,” katanya setelah mengikuti rapat koordinasi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Bali.
Rapat koordinasi itu dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pelantikan Kepala Daerah hasil Pilkada serentak 2024 yang telah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 sejalan dengan UU No. 14 Tahun 2023 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam rapat tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan data mengenai Bali di Tahun 2024, baik dari segi geografi, demografi, indikator makro pembangunan Bali 2023/2024 yang tumbuh positif melampaui nasional.
Dari sisi ekonomi, Koster menyebutkan kontribusi pariwisata Bali 2024 dengan kunjungan wisatawan mancanegara terus meningkat yakni 6,4 juta orang dibandingkan masa sebelum COVID-19, dimana hal ini berkontribusi sangat besar sebesar 44 persen dari total devisa pariwisata Indonesia.
"Tentu saja ini harus direspons sebagai bagian dari strategi untuk berkomunikasi dengan pemerintah pusat agar Bali ini mendapat perhatian serius dalam pembangunan pariwisata," ujarnya.
Di balik pertumbuhan ekonomi yang positif, Wayan Koster menekankan berbagai permasalahan juga muncul sebagai dampak dari pembangunan yang pesat, seperti isu yang menjadi perhatian serius, diantaranya adalah alih fungsi lahan pertanian yang semakin meningkat, kerusakan ekosistem lingkungan, keterbatasan air bersih, kemacetan, serta ketimpangan ekonomi antar wilayah.
Selain itu, kapasitas infrastruktur dan transportasi publik masih jauh dari memadai. Kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal juga semakin berkurang akibat praktik pembelian aset oleh pihak asing menggunakan nama warga lokal.
Untuk itu dalam hal ini, kata Wayan Koster, pentingnya strategi transformasi ekonomi untuk menyeimbangkan antara sektor pariwisata dan sektor non pariwisata.
Dengan demikian, Bali tidak hanya bergantung pada satu sektor, tetapi memiliki fondasi ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
"Kita harus berpikir jauh ke depan. Pembangunan Bali tidak hanya untuk lima atau sepuluh tahun ke depan, tetapi harus menjadi fondasi yang kokoh bagi peradaban Bali hingga 100 tahun mendatang. Oleh karena itu, kita harus bergerak bersama, tidak boleh ada yang berjalan sendiri," kata Koster.
Baca juga: Gubernur Bali pastikan Tol Gilimanuk-Mengwi lanjut walau keluar PSN
Baca juga: Gubernur Bali target hasilkan 15 perda dan pergub prioritas
Baca juga: Gubernur Koster ingin menata kawasan GOR Ngurah Rai
Baca juga: Gubernur Bali terbitkan kebijakan pertama searah Asta Cita Prabowo
Editor : Widodo Suyamto Jusuf
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2025