Jakarta (Antara Bali) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus mengkampanyekan penundaan usia perkawinan pada generasi muda di seluruh Indonesia salah satunya melalui Program Generasi Berencana (Genre).
"BKKBN merupaya mencegah pernikahan dini melalui sosialisasi 'Genre Goes to School'," kata Plt Kepala BKKBN Sudibyo Alimoeso di Jakarta, Sabtu.
Sudibyo menjelaskan bahwa salah satu hal yang menyumbang tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) adalah rendahnya usia kawin pertama di Indonesia.
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 tercatat 4,8 persen pernikahan dilakukan pada usia 20-24 tahun dan 41,9 persen menikah pada usia 15-19 tahun.
"Hal ini tidak hanya menjadi tugas berat bagi BKKBN untuk mengampanyekan penundaan usia perkawinan namun semua pihak harus berperan untuk mendorong generasi muda kita lebih meningkatkan tingkat pendidikan sebagai salah satu pendorong penundaan usia perkawinan," katanya. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"BKKBN merupaya mencegah pernikahan dini melalui sosialisasi 'Genre Goes to School'," kata Plt Kepala BKKBN Sudibyo Alimoeso di Jakarta, Sabtu.
Sudibyo menjelaskan bahwa salah satu hal yang menyumbang tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) adalah rendahnya usia kawin pertama di Indonesia.
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 tercatat 4,8 persen pernikahan dilakukan pada usia 20-24 tahun dan 41,9 persen menikah pada usia 15-19 tahun.
"Hal ini tidak hanya menjadi tugas berat bagi BKKBN untuk mengampanyekan penundaan usia perkawinan namun semua pihak harus berperan untuk mendorong generasi muda kita lebih meningkatkan tingkat pendidikan sebagai salah satu pendorong penundaan usia perkawinan," katanya. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013