Semarang (Antara Bali) - Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Heru Isnawan mengaku tarif kamar hotel di Semarang mengalami kenaikan 8--10 persen, di antaranya terkait dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) dan inflasi.

Heru Isnawan di Semarang, Jumat mengatakan, kenaikan tarif kamar hotel tersebut sudah berdasarkan sejumlah perhitungan seperti kenaikan tarif tenaga listrik yang sudah diketahui para pengusaha jauh hari. Kenaikan tarif kamar hotel, lanjut Heru sesuai dengan kelaziman yakni dilakukan pada awal tahun 2013.

"Kenaikan listrik dilakukan bertahap, tetapi tarif kamar hotel tidak bisa naiknya bertahap. Kebijakan harga tidak dapat berubah pada saat tahun berjalan, sehingga kenaikan bisa di awal atau di akhir tahun," tuturnya.

Oleh karena itu, pada waktu pemerintah sudah berencana menaikkan listrik, hal itu juga dijadikan dasar untuk menghitung tarif kamar hotel. "Kenaikan listrik sudah dapat diprediksi, tidak seperti harga daging sapi," ucapnya.

Terkait kenaikan harga daging sapi dan bawang putih, Heru mengaku para pengusaha hotel dan restoran juga merasakan dampaknya. (LHS)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013