Chicago (Antara Bali) - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Kamis mengatakan terus memantau temuan virus baru flu unggas dan sudah mulai menyiapkan vaksin apa bila diperlukan.

Sejauh ini, virus flu unggas yang dikenal dengan kode H7N9 hanya ditemukan di China dan tidak memperlihatkan tanda dapat menular antar-manusia.

Virus tersebut telah menyebabkan lima korban meninggal, dan badan kesehatan sedunia membahas apakah perlu dan kapan harus mulai memproduksi vaksinnya.

Infeksi yang terjadi di China menandai pertama kali manusia terjangkit oleh virus baru flu unggas itu, yang menyebabkan gangguan pada pernafasan.

Juru bicara CDC, Tom Skinner mengatakan badan tersebut memantau secara seksama dan bekerja bersama dengan mitra-mitra internasional maupun dalam negeri.

CDC mengulas informasi yang masuk mengenai virus itu dan mulai menyemai "bibit" virus, suatu rekayasa genetika dari virus tersebut --yang dapat digunakan untuk memproduksi vaksin.

Mengingat badan tersebut menggunakan DNA tiruan pada tahap ini, Skinner mengatakan bibit virus akan tersedia dalam beberapa pekan ke depan. (*/Reuters/DWA)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013