Nusa Dua (Antara Bali) - Bank Mandiri mendorong pengembangan industri kelapa sawit nasional berwawasan lingkungan melalui pemantauan yang ketat sebelum memberikan fasilitas pembiayaan.
"Perusahaan yang akan dibiayai Bank Mandiri harus memenuhi setiap peraturan pemerintah terkait lingkungan. Itu yang kami lakukan sebelum memberikan fasilitas pembiayaan pada perusahaan perkebunan kelapa sawit," kata Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Indarto Pamoengkas di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Dalam siaran persnya yang disampaikan kepada wartawan di Konferensi Internasional Minyak Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2010 itu, ia mengemukakan bahwa setiap proyek yang akan dibangun debitur tidak boleh merusak lingkungan dan harus memenuhi berbagai aspek teknis.
"Misalnya status lahan harus berada di luar area hutan dan telah memenuhi izin usaha perkebunan serta tidak boleh berada di lahan gambut," katanya.
Selain itu, pihaknya akan melihat salah satu kualifikasi yang diterapkan oleh perusahaan bersangkutan, yaitu tentang analisa dampak lingkungan dan aspek pengelolaan lingkungan di internal perusahaan yang mempengaruhi penetapan rating perusahaan serta menjadi acuan tingkat suku bunga dan besarnya pembiayaan.
Menurut dia, sektor perkebunan kelapa sawit dan industri turunannya sangat potensial untuk terus tumbuh karena kelapa sawit memiliki keunggulan komparatif yang membuat komuditas ini unggul dibandingkan dengan minyak nabati sejenis, seperti kedelai dan minyak canola.
"Kegunaan minyak sawit bukan hanya sebagai bahan pangan, namun juga bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan bahan bakar minyak bumi sehingga menjadikan sektor itu akan terus tumbuh," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Perusahaan yang akan dibiayai Bank Mandiri harus memenuhi setiap peraturan pemerintah terkait lingkungan. Itu yang kami lakukan sebelum memberikan fasilitas pembiayaan pada perusahaan perkebunan kelapa sawit," kata Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Indarto Pamoengkas di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Dalam siaran persnya yang disampaikan kepada wartawan di Konferensi Internasional Minyak Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2010 itu, ia mengemukakan bahwa setiap proyek yang akan dibangun debitur tidak boleh merusak lingkungan dan harus memenuhi berbagai aspek teknis.
"Misalnya status lahan harus berada di luar area hutan dan telah memenuhi izin usaha perkebunan serta tidak boleh berada di lahan gambut," katanya.
Selain itu, pihaknya akan melihat salah satu kualifikasi yang diterapkan oleh perusahaan bersangkutan, yaitu tentang analisa dampak lingkungan dan aspek pengelolaan lingkungan di internal perusahaan yang mempengaruhi penetapan rating perusahaan serta menjadi acuan tingkat suku bunga dan besarnya pembiayaan.
Menurut dia, sektor perkebunan kelapa sawit dan industri turunannya sangat potensial untuk terus tumbuh karena kelapa sawit memiliki keunggulan komparatif yang membuat komuditas ini unggul dibandingkan dengan minyak nabati sejenis, seperti kedelai dan minyak canola.
"Kegunaan minyak sawit bukan hanya sebagai bahan pangan, namun juga bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan bahan bakar minyak bumi sehingga menjadikan sektor itu akan terus tumbuh," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010