Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat komoditas canang sari (perlengkapan keagamaan umat Hindu) menjadi penyumbang tertinggi inflasi di Bali bulan September 2024.
“Komoditas tertinggi yang memberi andil terhadap inflasi yaitu canang sari, jadi fenomena yang kami sampaikan terpotret melalui kenaikan harga di komoditas canang sari sebesar 0,14 persen,” kata Plt Kepala BPS Bali Kadek Agus Wirawan.
Ia di Denpasar, Selasa, mengatakan fenomena yang dimaksud menjadi penyebab komoditas ini memberi andil inflasi tinggi adalah Hari Raya Galungan.
“Pada saat hari raya tentu terjadi peningkatan terhadap barang-barang yang terkait, ini menyebabkan ketika ada permintaan naik, walau persediaannya meningkat pasti ada pengaruh terhadap harga-harganya,” ujar Kade Agus.
BPS Bali mencatat secara umum inflasi Bali bulanan September 2024 sebesar 0,13 persen dengan dipimpin canang sari sebagai komoditas penyumbang tertinggi.
Selain canang sari, elemen terkait kebutuhan Hari Raya Galungan seperti daging babi dan buah pisang turut masuk lima besar komoditas tertinggi pengaruhnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar siapkan langkah antisipasi inflasi jelang Galungan
Jika diurutkan canang sari andil menyumbangkan inflasi 0,14 persen, diikuti daging babi sebesar 0,05 persen, pisang 0,03 persen, bawang merah 0,03 persen dan sigaret kretek mesin atau rokok 0,03 persen.
Ketika BPS Bali melihat indikator inflasi berdasarkan kelompok pengeluarannya, komoditas terkait hari raya ini ternyata juga ada di dalamnya, seperti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberi andil tertinggi yaitu 0,17 persen.
Kadek Agus menyebut canang sari masuk dalam kelompok tersebut, kemudian disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman 0,03 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,02 persen.
“Ini (kelompok pakaian dan alas kaki) mungkin disebabkan oleh pakaian adat dan terkait keagamaan,” ujarnya.
Jika berdasarkan sebaran inflasinya, di bulan September 2024, BPS Bali melihat inflasi tertinggi sepanjang bulan itu terjadi di Kabupaten Tabanan dengan 0,26 persen dan terendah Denpasar 1,78 persen.
Kadek Agus belum dapat memastikan apakah kondisi ini akan berlanjut hingga Oktober, mengingat Hari Raya Kuningan jatuh pada bulan ini, namun ia melihat potensi inflasi ini tetap harus diwaspadai.
“Kuningan nanti tanggal 5 Oktober, akan kami lihat seperti apa tapi berdasarkan indikator-indikator sebelumnya kemungkinan akan terjadi peningkatan di komoditas yang terkait hari raya tersebut,” tuturnya.
Baca juga: TPID turunkan 10 persen harga bahan pokok di pasar Galungan-Kuningan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Komoditas tertinggi yang memberi andil terhadap inflasi yaitu canang sari, jadi fenomena yang kami sampaikan terpotret melalui kenaikan harga di komoditas canang sari sebesar 0,14 persen,” kata Plt Kepala BPS Bali Kadek Agus Wirawan.
Ia di Denpasar, Selasa, mengatakan fenomena yang dimaksud menjadi penyebab komoditas ini memberi andil inflasi tinggi adalah Hari Raya Galungan.
“Pada saat hari raya tentu terjadi peningkatan terhadap barang-barang yang terkait, ini menyebabkan ketika ada permintaan naik, walau persediaannya meningkat pasti ada pengaruh terhadap harga-harganya,” ujar Kade Agus.
BPS Bali mencatat secara umum inflasi Bali bulanan September 2024 sebesar 0,13 persen dengan dipimpin canang sari sebagai komoditas penyumbang tertinggi.
Selain canang sari, elemen terkait kebutuhan Hari Raya Galungan seperti daging babi dan buah pisang turut masuk lima besar komoditas tertinggi pengaruhnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar siapkan langkah antisipasi inflasi jelang Galungan
Jika diurutkan canang sari andil menyumbangkan inflasi 0,14 persen, diikuti daging babi sebesar 0,05 persen, pisang 0,03 persen, bawang merah 0,03 persen dan sigaret kretek mesin atau rokok 0,03 persen.
Ketika BPS Bali melihat indikator inflasi berdasarkan kelompok pengeluarannya, komoditas terkait hari raya ini ternyata juga ada di dalamnya, seperti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberi andil tertinggi yaitu 0,17 persen.
Kadek Agus menyebut canang sari masuk dalam kelompok tersebut, kemudian disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman 0,03 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,02 persen.
“Ini (kelompok pakaian dan alas kaki) mungkin disebabkan oleh pakaian adat dan terkait keagamaan,” ujarnya.
Jika berdasarkan sebaran inflasinya, di bulan September 2024, BPS Bali melihat inflasi tertinggi sepanjang bulan itu terjadi di Kabupaten Tabanan dengan 0,26 persen dan terendah Denpasar 1,78 persen.
Kadek Agus belum dapat memastikan apakah kondisi ini akan berlanjut hingga Oktober, mengingat Hari Raya Kuningan jatuh pada bulan ini, namun ia melihat potensi inflasi ini tetap harus diwaspadai.
“Kuningan nanti tanggal 5 Oktober, akan kami lihat seperti apa tapi berdasarkan indikator-indikator sebelumnya kemungkinan akan terjadi peningkatan di komoditas yang terkait hari raya tersebut,” tuturnya.
Baca juga: TPID turunkan 10 persen harga bahan pokok di pasar Galungan-Kuningan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024