Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali memperluas digitalisasi sistem pembayaran termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur untuk mendukung transaksi yang lebih aman dan efisien.
“Perluasan digitalisasi sistem pembayaran perlu dilakukan untuk meningkatkan penambahan pengguna baru QRIS,” kata Advisor Kantor Perwakilan BI Bali Butet Linda H Panjaitan di Denpasar, Sabtu.
Untuk mempercepat realisasi digitalisasi sistem pembayaran di tiga provinsi itu, bank sentral itu telah melakukan koordinasi dengan Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) di Bali.
Program yang akan dioptimalkan yakni perluasan digitalisasi sistem pembayaran (Paradise) 2024 yang mencakup penguatan kawasan digital, banjar (dusun) digital, kolaborasi kegiatan strategis, serta QRIS Goes to School.
Dengan begitu, ia berharap terjadi peningkatan penerimaan digitalisasi sistem pembayaran dari masyarakat yang perlu diimbangi dengan edukasi.
Baca juga: TPID turunkan 10 persen harga bahan pokok di pasar Galungan-Kuningan
Pada level pendidikan, perluasan digitalisasi dilakukan melalui QRIS goes to school dengan menggandeng guru penggerak untuk menjadi Guru Pejuang QRIS.
Kemudian edukasi berupa cinta, bangga dan paham rupiah, edukasi QRIS dan perlindungan konsumen dilakukan kepada pelajar/mahasiswa di beberapa kampus di antaranya Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Nasional, dan Universitas Pendidikan Ganesha.
Selanjutnya di SMAN 1 Payangan, Politeknik Pariwisata Bali, SMAN 2 Kuta Selatan, hingga lomba debat mahasiswa di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia.
Penguatan kawasan digital dilakukan di seluruh kota/kabupaten di Provinsi Bali dan menyasar seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah melalui akuisisi pengguna baru QRIS kepada pengemudi ojek daring (online) di Denpasar.
Baca juga: TPID se-Bali sepakat perbanyak bazar pangan murah sebelum Galungan
“Hingga September 2024, kegiatan Paradise 2024 telah menyasar hampir 8.000 pengguna,” katanya.
Perluasan digitalisasi sistem pembayaran juga menyentuh agenda tertentu di antaranya pariwisata Nusa Penida Festival di Kabupaten Klungkung, Bali pada Oktober 2024 hingga pasar murah yang menggunakan QRIS sebagai metode pembayarannya.
“Upaya itu untuk mewujudkan masyarakat tanpa uang tunai di Bali dengan tetap mengedepankan keamanan bertransaksi,” katanya.
Sebagai gambaran, perkembangan QRIS di Bali telah menunjukkan tren peningkatan. Saat ini pengguna QRIS di Bali telah melebihi 1 juta pengguna atau tumbuh 27,6 persen hingga Agustus 2024.
Demikian pula transaksi QRIS mencapai 7, 60 juta transaksi dengan nilai nominal di atas Rp1 triliun atau tumbuh 137 persen secara yoy. Sedangkan jumlah merchant yang menyediakan QRIS sudah lebih dari 850 ribu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024