Pemerintah Indonesia dalam Bali International Airshow (BIAS) 2024 meluncurkan rencana aksi pengembangan avtur ramah lingkungan atau Sustainable Aviation Fuels (SAF).
“Dengan bangga pada acara hari ini kita menyaksikan peluncuran rencana aksi pembangunan Indonesia untuk bahan bakar efisien yang berkelanjutan, ini bagian dari komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Di Kabupaten Badung, Rabu, ia mengatakan setelah ini akan melakukan rapat untuk membentuk peta jalan penerapan SAF dengan menggali sumber daya potensial.
Adapun sumber daya potensial yang dimaksud Luhut bersumber dari minyak kelapa, rumput laut, dan ampas beras yang sejauh ini dinilai dapat menjadi sumber untuk SAF.
“Iya nanti kita akan lihat, nanti akan kita rapatkan segera untuk membuat peta jalan ini bagaimana, karena sekarang kita kan tidak hanya omon-omon, kita langsung melihat eksekusinya, misalnya seperti tadi bahan yang ramah untuk aviasi,” ujarnya.
Baca juga: Menhub: Pemerintah akan ubah dari avtur fosil ke bioavtur
Menkomarves juga akan meminta Pertamina menjalin kerjasama dengan beberapa maskapai untuk studi lanjutan penggunaan sumber daya tadi.
“Dengan ekonomi kita yang sekarang dilihat sangat menjanjikan dengan hilirisasi, digitalisasi, katalog elektronik, dan sumber mineral kita yang banyak, maka mereka lihat Indonesia menjadi pusat,” kata dia.
Dalam Bali International Airshow 2024 pemerintah menegaskan bahwa ini menjadi bentuk keseriusan Indonesia untuk menjaga masa depan.
Rencana pengembangan avtur ramah lingkungan ini juga menjadi salah satu dialog utama dalam gelaran pameran kedirgantaraan ini, dimana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hadir langsung di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) Selasa (17/9) kemarin.
Dalam panel tersebut disampaikan bahwa komitmen Indonesia beralih dari avtur berbahan fosil menuju ramah lingkungan sejalan dengan agenda Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang menyoroti pentingnya peran SAF dan bahan bakar penerbangan rendah karbon/lower carbon aviation fuels (LCAF) dalam mengurangi emisi CO2.
Baca juga: Kemenparekraf: Harga avtur dan kurangnya pesawat picu tiket domestik mahal
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Dengan bangga pada acara hari ini kita menyaksikan peluncuran rencana aksi pembangunan Indonesia untuk bahan bakar efisien yang berkelanjutan, ini bagian dari komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Di Kabupaten Badung, Rabu, ia mengatakan setelah ini akan melakukan rapat untuk membentuk peta jalan penerapan SAF dengan menggali sumber daya potensial.
Adapun sumber daya potensial yang dimaksud Luhut bersumber dari minyak kelapa, rumput laut, dan ampas beras yang sejauh ini dinilai dapat menjadi sumber untuk SAF.
“Iya nanti kita akan lihat, nanti akan kita rapatkan segera untuk membuat peta jalan ini bagaimana, karena sekarang kita kan tidak hanya omon-omon, kita langsung melihat eksekusinya, misalnya seperti tadi bahan yang ramah untuk aviasi,” ujarnya.
Baca juga: Menhub: Pemerintah akan ubah dari avtur fosil ke bioavtur
Menkomarves juga akan meminta Pertamina menjalin kerjasama dengan beberapa maskapai untuk studi lanjutan penggunaan sumber daya tadi.
“Dengan ekonomi kita yang sekarang dilihat sangat menjanjikan dengan hilirisasi, digitalisasi, katalog elektronik, dan sumber mineral kita yang banyak, maka mereka lihat Indonesia menjadi pusat,” kata dia.
Dalam Bali International Airshow 2024 pemerintah menegaskan bahwa ini menjadi bentuk keseriusan Indonesia untuk menjaga masa depan.
Rencana pengembangan avtur ramah lingkungan ini juga menjadi salah satu dialog utama dalam gelaran pameran kedirgantaraan ini, dimana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hadir langsung di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) Selasa (17/9) kemarin.
Dalam panel tersebut disampaikan bahwa komitmen Indonesia beralih dari avtur berbahan fosil menuju ramah lingkungan sejalan dengan agenda Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang menyoroti pentingnya peran SAF dan bahan bakar penerbangan rendah karbon/lower carbon aviation fuels (LCAF) dalam mengurangi emisi CO2.
Baca juga: Kemenparekraf: Harga avtur dan kurangnya pesawat picu tiket domestik mahal
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024