Universitas Mahasaraswati Denpasar dan Universitas Primakara berkolaborasi memanfaatkan hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk memberdayakan petani.

Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat I Gusti Ngurah Made Wiratama di Denpasar, Senin, mengatakan mereka memberdayakan Kelompok Petani Kopi Cipta Lestari Desa Pujungan, Tabanan, melalui produksi sabun kopi.

“Dipilihnya sabun kopi karena kelompok petani belum memiliki produk sabun kopi dan juga permintaan dari kelompok petani yang sudah punya produk kopi bubuk, bubuk kunyit, bubuk jahe, bubuk gula aren, dan ekstrak rosella,” kata dia.

Nominal hibah dari Kemdikbudristek Rp48.645.000, di mana pemberdayaan melalui produk sabun kopi adalah satu dari beberapa program yang sudah berjalan.

Ia mengatakan timnya mengumpulkan anggota petani untuk diedukasi oleh dosen Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar I Wayan Surya Rahadi.

Mereka membuat sabun kopi menggunakan minyak zaitun, minyak sawit, VCO (Virgin Coconut Oil), kopi bubuk/amoas kopi, NaOH (soda api), dan Aquades (air murni) yang singkatnya diaduk dengan mixer dan dituangkan ke cetakan sabun.

Dari penelitian mereka, sabun kopi ini nantinya dapat memberikan efek melembutkan kulit, kandungan kafein dalam sabun kopi mampu menunjang pembentukan sel baru, merangsang sirkulasi ke bagian atas kulit sehingga lemak-lemak penyebab selulit dapat dihilangkan, ditambah aroma menenangkan pikiran.

Pemanfaatan bahan kopi dipilih lantaran Desa Pujungan salah satu penghasil utama buah kopi, sehingga target dari kegiatan pengabdian ini menghasilkan banyak produk berbahan dasar kopi asli daerah ini.

“Hal lainnya adalah keinginan kelompok petani kopi menjadikan Desa Pujungan sebagai ikon kopinya Tabanan berserta produk-produk turunan yang bahannya kopi, potensi pasarnya sangat tinggi, bisa dijadikan sebagai oleh-oleh atau fasilitas pada vila atau hotel,” ujar Wiratama.

Wiratama berasal dari Universitas Mahasaraswati Denpasar dan dalam tim bekerja bersama rekan satu perguruan tinggi I Made Wahyu Wijaya, dan dari Universitas Primakara Anak Agung Istri Ita Paramitha.

Mereka turut didukung tim mahasiswa Kampus Merdeka bernama Ida Ayu Anggara Sri Anjani, Arnoldus Patrik Quivera Nanggor, Dimas Andrian, Anak Agung Veda Nandana, dan Adi Nugraha Dharmajaya.

Ia berharap, pemberdayaan ke petani menggunakan dana yang diberikan pemerintah akan berdampak positif.

Produk sabun kopi diharapkan dapat bersaing di pasaran terutama sektor pariwisata di pusat oleh-oleh dan industri pariwisata lainnya.

Ketua Kelompok Petani Kopi Cipta Lestari Dira mengatakan bersyukur dengan adanya kegiatan yang fasilitasi oleh dua kampus ini.

“Sabun ini akan kami coba untuk produksi dan pasarkan, akan saya kirimkan kepada mitra-mitra, semoga atas kerja sama dan pelatihan yang diberikan, produk sabun kopi laris di pasaran,” ucapnya.




Baca juga: Bupati Jembrana minta kelompok tani hutan cegah bencana

Baca juga: Petani di Bali manfaatkan Postalasi jual produk secara langsung

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024