Sekitar 1.000 siswa PAUD/TK hingga SMP yang ada di wilayah Kota Denpasar, Bali,  memeriahkan ajang Rare Bali Festival 2024 yang digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional dan sekaligus memuliakan 50 tahun pengabdian maestro dongeng Made Taro.

Ketua Yayasan Penggak Men Mersi Kadek Wahyudita di Denpasar, Senin, mengatakan Rare Bali Festival (RBF) merupakan festival yang mengakomodasi berbagai kegiatan anak untuk menggali, mendokumentasikan, menginovasi, dan menyebarluaskan nilai-nilai budaya warisan tradisi Bali yang adiluhung.

"Berbagai aktivitas budaya anak yang ditampilkan dalam festival ini meliputi permainan tradisional, seni, dan literasi," ucapnya.

Yayasan Penggak Men Mersi dengan didukung Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar serta berbagai komunitas dan sanggar seperti Sanggar Kukuruyuk dan sebagainya menggelar Rare Bali Festival (RBF) 2024 pada 23-24 Juli 2024 bertempat di Taman Budaya, Art Centre Denpasar.

RBF juga digelar untuk aktualisasi program Dana Indonesiana, LPDP, Kemendikbud tentang Dokumentasi Karya Maestro Made Taro sebagai sosok pelestari budaya anak.

"Permainan tradisional dan dongeng adalah tradisi budaya yang banyak mengandung nilai-nilai luhur. Akan tetapi, saat ini permainan tradisional dan dongeng sering dianggap sebagai warisan masa lampau yang tidak penting bagi generasi saat ini," ucapnya.

Baca juga: Ribuan Anak Denpasar Meriahkan "RBF"

Menurut dia, hadirnya gadget yang menyajikan berbagai permainan berbasis digital membuat permainan tradisional dan dongeng menjadi kehilangan ruang dan peminatnya.

Padahal permainan tradisional dan dongeng memiliki manfaat yang sangat besar terhadap pendidikan karakter dan mental anak usia dini, seperti bersikap sportif, jujur, disiplin, kreatif, tanggung jawab, sopan santun, saling menghargai, dan saling menolong.

"Permainan tradisional memiliki peran yang penting untuk olah pikir (kecerdasan otak), olah rasa (kecerdasan emosional), olah budi (kecerdasan spiritual), dan olah raga (kesehatan fisik)," ujar Wahyudita.

Sementara itu Ketua Panitia Rare Bali Festival 2024 Putu Suryadi mengatakan Rare Bali Festival (RBF) 2024 mengusung tema Merawat Tradisi, Cipta Inovasi, Untuk Generasi.

"Spirit tema ini sesungguhnya telah lebih dari 50 tahun dilakukan oleh Made Taro. Pengabdian panjang Made Taro inilah yang membuat Yayasan Penggak Men Mersi mengangkat Made Taro menjadi sub tema Rare Bali Festival 2024," ucapnya.

RBF 2024 memiliki ragam kegiatan seperti parade budaya anak, workshop, lomba, pergelaran, pameran, dan sarasehan.

Rangkaian RBF kali ini berkaitan dengan karya-karya Made Taro di antaranya Lomba Meplalian (permainan tradisional) karya Made Taro tingkat TK Kota Denpasar. Lomba Aransemen Musik/Gending Rare karya Made Taro, dan Lomba Membuat Gambar Ilustrasi Permainan karya Made Taro.

"Pada acara pembukaan juga akan ditampilkan film dokumenter Made Taro, dan tiga video tutorial permainan tradisional karya Made Taro untuk anak laki-laki, perempuan, dan anak disabilitas," ucap Suryadi.

Sementara itu, Gede Tarmada yang merupakan putra Made Taro dan pengasuh Sanggar Kukuruyuk berterima kasih karena ajang RBF 2024 sudah mengangkat karya-karya Made Taro.

Ia mengatakan dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, karakter anak dibentuk termasuk lewat mendengarkan dongeng.

"Apa yang ditanam hari ini, hasilnya akan didapat sekitar 25 tahun mendatang. Anak-anak kita akan menjadi generasi yang tangguh. Seringkali bermain, bernyanyi dan mendongeng sebagai sesuatu yang remeh. Padahal dunia anak-anak itu memang bermain, bernyanyi dan mendengarkan cerita atau dongeng," katanya.

Sedangkan Kabag Prokopim Setda Kota Denpasar Cokorda Gede Partha Sudarsana mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Penggak Men Mersi karena sudah memberikan ruang kreativitas untuk anak-anak di Kota Denpasar. "Ini hal positif dan kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut," katanya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024