Sebanyak 11 tim pebisnis pemula yang terdiri dari perempuan di Bali dipertemukan dalam ajang SheConnect untuk saling menginspirasi.
SVP Head of Corporate Communications Indosat Steve Saerang di KEK Kura-kura Bali, Denpasar, Jumat, mengatakan kegiatan ini memilih provinsi yang memiliki inkubator bisnis khusus perempuan, sehingga SheConnect hanya perlu mempertemukan mereka dan memberi panggung.
“Ini kan pebisnis perempuan yang sudah siap, tinggal diberi kesempatan agar saling terkoneksi supaya memberikan inspirasi, dan perlu diberi panggung,” kata dia.
Adapun 11 tim wirausaha ini terdiri dari pebisnis di bidang teknologi dan barang yang belum lama terbentuk namun sudah berhasil lolos seleksi.
Steve menjelaskan mereka yang lolos ini kemudian diberi panggung untuk mengenalkan usahanya dengan lebih percaya diri, sebab biasanya ketika kegiatan serupa menggabungkan laki-laki dan perempuan kerap muncul perasaan tidak percaya diri dari perempuan.
“Ini pintu buat mereka, karena kalau perempuan diberi wadah khusus mereka akan lebih percaya diri satu sama lain, selain itu kegiatan ini tidak akan dimaknai sebagai sekadar kompetisi,” ujarnya.
Indosat meyakini ketika para perempuan ini berkumpul maka mereka akan saling mengisi dan membantu satu sama lain, lambat laun mereka akan menjadi komunitas besar yang menginspirasi pebisnis perempuan lainnya.
“Akhirnya ini menjadi mata rantai untuk membuat sebuah inovasi, karena ada pertemuan ide disana, ini harus dibangun dari akar rumput untuk sampai ke atas,” kata dia.
Steve mengatakan dari 11 tim ini akan dipilih satu usaha dengan beberapa kriteria seperti bisnisnya berdampak secara sosial atau lingkungan, memiliki model bisnis yang jelas, solutif, dan mampu beradaptasi dengan cepat.
Selain Pulau Dewata, ia juga mencari satu pebisnis pemula perempuan dari Malang dan Batam sebagai dua daerah yang juga memiliki inkubator yang fokus terhadap usaha perempuan.
Kemudian dicari pula delapan pebisnis dari delapan daerah yang tidak memiliki inkubator bisnis khusus perempuan, setelah tiga bulan dibina secara khusus, tim tersebut juga akan dipertemukan dengan tiga tim dari Bali, Batam, dan Malang.
Steve mengatakan nantinya mereka dapat saling menginspirasi dan berbagi ilmu, berkaca dari tahun sebelumnya, para perempuan lebih berani dalam berkomunikasi ketika berhadapan dengan sesama perempuan.
Salah satu peserta SheConnect di KEK Kura-kura Bali bernama Ni Putu Yayuk Puspita Yanti membenarkan itu.
Pengembang start up Sistem Informasi Data Elektronik Sapi (SIDEWI) itu mengaku sebelumnya mengikuti ajang serupa namun umum bagi segala gender dan merasa ragu sejak awal.
Sementara itu, ketika mendapat kesempatan bergabung di wadah ini, ia lebih percaya diri terutama dalam membangun jejaring.
“Ini jadinya bukan hanya kompetisi tapi jaringan (networking), susah sekali kalau produk sempurna tapi jaringan tidak ada, disini bisa cari teman dan berbagi secara langsung lebih mudah,” ujarnya.
Kepada media, ia bercerita soal bisnis teknologinya yang cukup unik, yaitu mengembangkan sebuah sistem yang mendata kelahiran, kesehatan, hingga pertumbuhan ternak sapi di Bali.
Sebagai perempuan, ia tak ragu mengerjakan ini, apalagi dari kajiannya selama ini pendataan ternak sapi hanya dilakukan manual sehingga iya meyakini usaha yang dibangun memiliki target pasar yang jelas.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
SVP Head of Corporate Communications Indosat Steve Saerang di KEK Kura-kura Bali, Denpasar, Jumat, mengatakan kegiatan ini memilih provinsi yang memiliki inkubator bisnis khusus perempuan, sehingga SheConnect hanya perlu mempertemukan mereka dan memberi panggung.
“Ini kan pebisnis perempuan yang sudah siap, tinggal diberi kesempatan agar saling terkoneksi supaya memberikan inspirasi, dan perlu diberi panggung,” kata dia.
Adapun 11 tim wirausaha ini terdiri dari pebisnis di bidang teknologi dan barang yang belum lama terbentuk namun sudah berhasil lolos seleksi.
Steve menjelaskan mereka yang lolos ini kemudian diberi panggung untuk mengenalkan usahanya dengan lebih percaya diri, sebab biasanya ketika kegiatan serupa menggabungkan laki-laki dan perempuan kerap muncul perasaan tidak percaya diri dari perempuan.
“Ini pintu buat mereka, karena kalau perempuan diberi wadah khusus mereka akan lebih percaya diri satu sama lain, selain itu kegiatan ini tidak akan dimaknai sebagai sekadar kompetisi,” ujarnya.
Indosat meyakini ketika para perempuan ini berkumpul maka mereka akan saling mengisi dan membantu satu sama lain, lambat laun mereka akan menjadi komunitas besar yang menginspirasi pebisnis perempuan lainnya.
“Akhirnya ini menjadi mata rantai untuk membuat sebuah inovasi, karena ada pertemuan ide disana, ini harus dibangun dari akar rumput untuk sampai ke atas,” kata dia.
Steve mengatakan dari 11 tim ini akan dipilih satu usaha dengan beberapa kriteria seperti bisnisnya berdampak secara sosial atau lingkungan, memiliki model bisnis yang jelas, solutif, dan mampu beradaptasi dengan cepat.
Selain Pulau Dewata, ia juga mencari satu pebisnis pemula perempuan dari Malang dan Batam sebagai dua daerah yang juga memiliki inkubator yang fokus terhadap usaha perempuan.
Kemudian dicari pula delapan pebisnis dari delapan daerah yang tidak memiliki inkubator bisnis khusus perempuan, setelah tiga bulan dibina secara khusus, tim tersebut juga akan dipertemukan dengan tiga tim dari Bali, Batam, dan Malang.
Steve mengatakan nantinya mereka dapat saling menginspirasi dan berbagi ilmu, berkaca dari tahun sebelumnya, para perempuan lebih berani dalam berkomunikasi ketika berhadapan dengan sesama perempuan.
Salah satu peserta SheConnect di KEK Kura-kura Bali bernama Ni Putu Yayuk Puspita Yanti membenarkan itu.
Pengembang start up Sistem Informasi Data Elektronik Sapi (SIDEWI) itu mengaku sebelumnya mengikuti ajang serupa namun umum bagi segala gender dan merasa ragu sejak awal.
Sementara itu, ketika mendapat kesempatan bergabung di wadah ini, ia lebih percaya diri terutama dalam membangun jejaring.
“Ini jadinya bukan hanya kompetisi tapi jaringan (networking), susah sekali kalau produk sempurna tapi jaringan tidak ada, disini bisa cari teman dan berbagi secara langsung lebih mudah,” ujarnya.
Kepada media, ia bercerita soal bisnis teknologinya yang cukup unik, yaitu mengembangkan sebuah sistem yang mendata kelahiran, kesehatan, hingga pertumbuhan ternak sapi di Bali.
Sebagai perempuan, ia tak ragu mengerjakan ini, apalagi dari kajiannya selama ini pendataan ternak sapi hanya dilakukan manual sehingga iya meyakini usaha yang dibangun memiliki target pasar yang jelas.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024