Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani, di Denpasar, Senin, menyampaikan tingkat kemiskinan di Bali Maret 2024 turun disebabkan oleh beberapa fenomena.
“Tingkat kemiskinan Bali turun terlihat dari beberapa fenomena, seperti ekonomi Bali sudah mulai pulih, penyerapan tenaga kerja semakin baik, apalagi konsumsi rumah tangga juga sudah meningkat, seharusnya kemiskinan turun dan itu terbukti,” kata dia.
BPS Bali mencatat Maret 2024 kemiskinan Bali tersisa 4 persen dari sebelumnya Maret 2023 4,25 persen, atau sebanyak 184,43 ribu orang, turun dari Maret 2023 9,35 ribu orang.
Adapun fenomena pendukung turunnya kemiskinan pertama adalah pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2024, yaitu 5,98 persen menurut Endang, angka ini masih bisa menekan kemiskinan meskipun lebih lambat peningkatannya secara tahunan.
Fenomena berikutnya adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,33 persen, lapangan usaha jenis penyediaan akomodasi dan makan minum menyerap banyak tenaga kerja, dan inflasi Bali hingga Maret 2024 sebesar 3,67 persen, lebih kecil dari Maret 2023 5,46 persen.
BPS Bali juga mendata bahwa pengangguran di Pulau Dewata menurun 1,87 persen dibanding tahun sebelumnya, atau dari 2,62 juta orang yang bekerja menjadi 2,66 juta.
Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat sebesar 105,52 Maret 2024 atau naik 7,07 poin dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 98,45.
Endang mengatakan ini linear dengan adanya kenaikan rata-rata upah buruh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, sebesar Rp2.943.612 per bulan dari tahun 2023 Rp1.416.573.
Selain itu, dibantu dengan realisasi penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) Januari-Maret 2024 oleh PT Pos sebanyak 28.096 keluarga penerima manfaat (KPM) atau 89,62 persen dari target, dan dari Himbara Januari dan Februari 2024 73.698 KPM atau 99,83 persen dari target.
“Ini jauh lebih rendah dibandingkan angka kemiskinan yang tercatat nasional sebesar 9,03 persen. Kondisi ini menjadikan tingkat kemiskinan di Bali berada pada posisi terendah secara nasional,” ujarnya pula.
BPS Bali melihat dengan sudah menjadi posisi terendah artinya upaya Pemprov Bali sudah berjalan dari segala lapisan.
Menurut Endang, tidak mudah untuk menjadikan kemiskinan 0 persen, sebab angka 4 persen Maret 2024 ini sebenarnya hanya menyisakan kerak dan keparahan serta kedalamannya didominasi oleh daerah pedesaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Tingkat kemiskinan Bali turun terlihat dari beberapa fenomena, seperti ekonomi Bali sudah mulai pulih, penyerapan tenaga kerja semakin baik, apalagi konsumsi rumah tangga juga sudah meningkat, seharusnya kemiskinan turun dan itu terbukti,” kata dia.
BPS Bali mencatat Maret 2024 kemiskinan Bali tersisa 4 persen dari sebelumnya Maret 2023 4,25 persen, atau sebanyak 184,43 ribu orang, turun dari Maret 2023 9,35 ribu orang.
Adapun fenomena pendukung turunnya kemiskinan pertama adalah pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2024, yaitu 5,98 persen menurut Endang, angka ini masih bisa menekan kemiskinan meskipun lebih lambat peningkatannya secara tahunan.
Fenomena berikutnya adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,33 persen, lapangan usaha jenis penyediaan akomodasi dan makan minum menyerap banyak tenaga kerja, dan inflasi Bali hingga Maret 2024 sebesar 3,67 persen, lebih kecil dari Maret 2023 5,46 persen.
BPS Bali juga mendata bahwa pengangguran di Pulau Dewata menurun 1,87 persen dibanding tahun sebelumnya, atau dari 2,62 juta orang yang bekerja menjadi 2,66 juta.
Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat sebesar 105,52 Maret 2024 atau naik 7,07 poin dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 98,45.
Endang mengatakan ini linear dengan adanya kenaikan rata-rata upah buruh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, sebesar Rp2.943.612 per bulan dari tahun 2023 Rp1.416.573.
Selain itu, dibantu dengan realisasi penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) Januari-Maret 2024 oleh PT Pos sebanyak 28.096 keluarga penerima manfaat (KPM) atau 89,62 persen dari target, dan dari Himbara Januari dan Februari 2024 73.698 KPM atau 99,83 persen dari target.
“Ini jauh lebih rendah dibandingkan angka kemiskinan yang tercatat nasional sebesar 9,03 persen. Kondisi ini menjadikan tingkat kemiskinan di Bali berada pada posisi terendah secara nasional,” ujarnya pula.
BPS Bali melihat dengan sudah menjadi posisi terendah artinya upaya Pemprov Bali sudah berjalan dari segala lapisan.
Menurut Endang, tidak mudah untuk menjadikan kemiskinan 0 persen, sebab angka 4 persen Maret 2024 ini sebenarnya hanya menyisakan kerak dan keparahan serta kedalamannya didominasi oleh daerah pedesaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024