Kasus perundungan dan pelecehan seksual yang menimpa kalangan pelajar di Indonesia sering muncul di berbagai media dan viral. Mengantisipasi hal itu, Bupati Karangasem, I Gede Dana semakin intens melakukan sosialisasi anti bullying ke sekolah-sekolah. Itu dilakukan agar kasus perundungan tidak sampai menimpa kalangan pelajar di wilayahnya.
Sosialisasi serupa juga dilakukan di SMPN 1 Amlapura dan SMPN 2 Amlapura, beberapa waktu lalu. Di hadapan para siswa pelajar di dua sekolah tersebut, Gede Dana mengajak para pelajar untuk menghentikan bullying kepada teman-teman sekolah.
“Membully teman itu tidak bagus, ayo adik-adik mulai dari sekarang stop (hentikan) perilaku tak terpuji itu,” ajak Gede Dana, yang sontak mendapatkan tepuk tangan positif dari pelajar dua sekolah tersebut.
Di SMPN 1 Amlapura, Bupati Gede Dana juga sempat berinteraksi langsung dengan salah seorang siswa disana. Bupati mengaku terharu, bahwa siswa yang diajaknya berinteraksi itu adalah seorang anak yatim piatu.
Sebagai bentuk penghargaan atas semangat yang dimiliki, Bupati Dana memberikan uang saku. Pada kesempatan itu, Bupati juga menekankan pentingnya semangat belajar dan dukungan lingkungan sekolah terhadap semua siswa, tanpa memandang latar belakang mereka.Piatu.
“Saya terharu mendengarnya. Mudah-mudahan semangat yang dimiliki anak ini dalam menuntut ilmu bisa diikuti oleh teman-temannya.
Hal yang sama juga disampaikan Bupati Dana di SMPN 2 Amlapura. Bupati Dana juga memaparkan fakta-fakta mengejutkan terkait bullying di Indonesia. Sepanjang tahun 2023, ada 10 kasus bullying yang sangat viral, beberapa di antaranya berujung pada kematian. Data UNICEF 2020 menunjukkan bahwa 41% pelajar mengalami kekerasan, angka yang kemungkinan lebih besar di lapangan mengingat banyak korban dan saksi yang enggan bersuara.
Sementara itu, data dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), mengungkapkan, bahwa perundungan banyak terjadi di SD dan SMP, masing-masing 25%, disusul SMA dan SMK masing-masing 18,75%, dan MTs serta Pondok Pesantren masing-masing 6,25%.
“Dampak dari bullying sangat serius, mencakup perasaan tidak aman, rendah diri, sulit berkonsentrasi, enggan bersosialisasi, hingga menurunnya prestasi akademik. Kami sangat serius menyikapi persoalan ini. Sebagai langkah pencegahan, kami semakin menggencarkan sosialisasi anti bullying, diskusi anti kekerasan, kegiatan ekstrakurikuler, dan bimbingan konseling kepada siswa yang mengalami masalah sosial,” ucap Gede Dana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024