Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya berharap proyek kereta bawah tanah untuk angkutan pariwisata dengan nama Bali Urban Rail dapat dibangun mulai tahun ini.
"Kalau sudah siap pasti akan segera (dibangun), lagi dipersiapkan. Tahun ini harapan kita, saya tunggu kesiapan, saya tunggu laporan dari Dirut Sarana Bali Dwipa Jaya," kata Mahendra Jaya di Denpasar, Senin.
Menurut dia, angkutan massal berbasis kereta ini dipandang penting karena jalan-jalan di Provinsi Bali sudah dalam kondisi sangat macet.
"Yang jelas prioritas kita pada daerah-daerah yang macet, sudah parah sekali seperti dari Bandara Ngurah Rai, Sentral Parkir, Seminyak dan Canggu. Itu merupakan daerah pariwisata favorit," ujarnya disela-sela pembukaan agenda Bali Jagadhita V itu.
Mahendra Jaya menambahkan, meskipun berkonsep kereta bawah, tidak seluruhnya sistem koridor perkeretaapian ini akan berada di bawah tanah.
Kereta bawah tanah itu akan dibangun pada daerah yang padat penduduk, sedangkan pada daerah yang tidak padat penduduk, maka dirancang di atas tanah supaya wisatawan juga bisa melihat pemandangan Bali.
"Kami harapkan ke depan pada seluruh destinasi wisata di Bali ada terkoneksi dengan kereta bawah tanah yang pembangunannya akan bertahap," ucapnya.
Sementara itu Komisaris SBDJ Dodi Miharjana mengatakan sebanyak lima perusahaan dengan empat konsorsium sudah mendaftar alias mengajukan proposal sebagai investor pembangunan Bali Urban Rail dengan PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ).
"Tadinya itu ada delapan perusahaan yang tertarik, terus lima dari mereka itu menyampaikan dokumen kualifikasi," ujar Dodi.
Menurut Dodi, saat ini sudah selesai proses kualifikasinya dan sekarang sedang proses evaluasi sampai pertengahan Juli 2024.
Ia menyampaikan, empat konsorsium yang tertarik dalam proyek Bali Urban Rail itu ada konsorsium dari Indonesia dengan perusahaan asing; kemudian konsorsium perusahaan Eropa dengan satu BUMN; konsorsium dua perusahaan China serta konsorsium BUMN.
Dodi belum dapat menyebutkan nama-nama perusahaan yang bergabung membangun Bali Urban Rail. Saat ini, SBDJ sedang pengecekan kelengkapan dokumen dan kelayakannya.
Pihaknya menargetkan pembangunan Bali Urban Rail beserta keretanya paling lambat 2024 atau 2025 karena kondisi lalu lintas, terutama di kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai, sudah tergolong padat. "Jangan sampai nanti 2027 orang pada nongkrong-nongkrong di bandara karena tidak bisa keluar," kata Dodi.
Baca juga: Presiden Jokowi tawarkan ART sebagai alternatif transportasi massal terbaru di perkotaan
Baca juga: Bappenas tolak ide libur pajak buat investor penunjang kereta di Bali
Baca juga: Pemerintah mulai lelang pembangunan penunjang kereta di Bali
Baca juga: Pemerintah rencana operasikan kereta bawah tanah di Bali
Baca juga: Sekda Bali: Proses lelang investasi LRT sampai Juni 2024
Baca juga: Dishub Bali sebut pembangunan LRT dimulai September 2024
Baca juga: Menhub ke Korsel dan China bahas realisasi LRT di Bali
Baca juga: Menhub: Awal pembangunan LRT di Bali lagi dibahas
Baca juga: Menhub tindak lanjuti pembangunan LRT di Kuta untuk kurangi kemacetan
Baca juga: MRT Jakarta terlibat dalam pembangunan LRT Bali
Baca juga: Presiden Jokowi ngobrol politik hingga LRT bersama tokoh Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Kalau sudah siap pasti akan segera (dibangun), lagi dipersiapkan. Tahun ini harapan kita, saya tunggu kesiapan, saya tunggu laporan dari Dirut Sarana Bali Dwipa Jaya," kata Mahendra Jaya di Denpasar, Senin.
Menurut dia, angkutan massal berbasis kereta ini dipandang penting karena jalan-jalan di Provinsi Bali sudah dalam kondisi sangat macet.
"Yang jelas prioritas kita pada daerah-daerah yang macet, sudah parah sekali seperti dari Bandara Ngurah Rai, Sentral Parkir, Seminyak dan Canggu. Itu merupakan daerah pariwisata favorit," ujarnya disela-sela pembukaan agenda Bali Jagadhita V itu.
Mahendra Jaya menambahkan, meskipun berkonsep kereta bawah, tidak seluruhnya sistem koridor perkeretaapian ini akan berada di bawah tanah.
Kereta bawah tanah itu akan dibangun pada daerah yang padat penduduk, sedangkan pada daerah yang tidak padat penduduk, maka dirancang di atas tanah supaya wisatawan juga bisa melihat pemandangan Bali.
"Kami harapkan ke depan pada seluruh destinasi wisata di Bali ada terkoneksi dengan kereta bawah tanah yang pembangunannya akan bertahap," ucapnya.
Sementara itu Komisaris SBDJ Dodi Miharjana mengatakan sebanyak lima perusahaan dengan empat konsorsium sudah mendaftar alias mengajukan proposal sebagai investor pembangunan Bali Urban Rail dengan PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ).
"Tadinya itu ada delapan perusahaan yang tertarik, terus lima dari mereka itu menyampaikan dokumen kualifikasi," ujar Dodi.
Menurut Dodi, saat ini sudah selesai proses kualifikasinya dan sekarang sedang proses evaluasi sampai pertengahan Juli 2024.
Ia menyampaikan, empat konsorsium yang tertarik dalam proyek Bali Urban Rail itu ada konsorsium dari Indonesia dengan perusahaan asing; kemudian konsorsium perusahaan Eropa dengan satu BUMN; konsorsium dua perusahaan China serta konsorsium BUMN.
Dodi belum dapat menyebutkan nama-nama perusahaan yang bergabung membangun Bali Urban Rail. Saat ini, SBDJ sedang pengecekan kelengkapan dokumen dan kelayakannya.
Pihaknya menargetkan pembangunan Bali Urban Rail beserta keretanya paling lambat 2024 atau 2025 karena kondisi lalu lintas, terutama di kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai, sudah tergolong padat. "Jangan sampai nanti 2027 orang pada nongkrong-nongkrong di bandara karena tidak bisa keluar," kata Dodi.
Baca juga: Presiden Jokowi tawarkan ART sebagai alternatif transportasi massal terbaru di perkotaan
Baca juga: Bappenas tolak ide libur pajak buat investor penunjang kereta di Bali
Baca juga: Pemerintah mulai lelang pembangunan penunjang kereta di Bali
Baca juga: Pemerintah rencana operasikan kereta bawah tanah di Bali
Baca juga: Sekda Bali: Proses lelang investasi LRT sampai Juni 2024
Baca juga: Dishub Bali sebut pembangunan LRT dimulai September 2024
Baca juga: Menhub ke Korsel dan China bahas realisasi LRT di Bali
Baca juga: Menhub: Awal pembangunan LRT di Bali lagi dibahas
Baca juga: Menhub tindak lanjuti pembangunan LRT di Kuta untuk kurangi kemacetan
Baca juga: MRT Jakarta terlibat dalam pembangunan LRT Bali
Baca juga: Presiden Jokowi ngobrol politik hingga LRT bersama tokoh Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024