Pemerintah Kota Denpasar, Bali bersinergi dengan para pemangku kepentingan terkait sebagai upaya menggencarkan pencegahan stunting secara berkelanjutan di daerah itu.

"Penurunan dan pencegahan stunting memerlukan intervensi yang konvergen. Hal ini meliputi intervensi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung," ujar Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Denpasar, Rabu.

Arya Wibawa yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Denpasar itu, menyebut balita yang mengalami stunting akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan.

Oleh karena itu, penanganan harus lebih fokus melalui pendekatan keluarga dengan sasaran keluarga, seperti remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.

"Dalam pertemuan ini kami mohon untuk dapat melakukan perumusan dalam pencegahan stunting dari tahapan pranikah, menikah hingga ketika sudah punya anak, serta harus tingkatkan akselerasi agar zero stunting," ujarnya pada acara Diseminasi Audit Kasus Stunting Semester I Tahun 2024 Kota Denpasar.

Baca juga: Ketua PKK Denpasar ajak rutin ke posyandu untuk deteksi tumbuh kembang anak

Dari langkah tahapan pranikah, dia mengharapkan, dapat memiliki data enam bulan sebelumnya. Hal ini untuk mengetahui langkah awal mengetahui dan melakukan intervensi dalam pencegahan dan penurunan stunting.

"Perumusan ini dapat kita terapkan kepada masyarakat di Denpasar serta diharapkan dalam menyusun aturan dapat menyelaraskan gerak langkah untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran dalam percepatan penurunan stunting," ujarnya

Menurut dia, penanganan stunting sebagai program nasional harus ditindaklanjuti secara serius. Hal ini sebagai upaya mewujudkan Denpasar bebas stunting.

Komitmen yang kuat penting dalam mengerahkan upaya penurunan stunting di Kota Denpasar serta kegiatan diseminasi ini dapat menghasilkan komitmen bersama dalam penurunan stunting di Kota Denpasar.

Baca juga: Pemkot Denpasar mantapkan upaya konvergensi cegah stunting

"Cegah stunting itu penting kita gelorakan bersama, dan kami mengajak semua pihak baik organisasi perangkat daerah, perbekel/lurah, keluarga hingga masyarakat umum ikut andil dalam penanganan stunting sejak dini," kata Arya Wibawa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Denpasar IGA Sri Wetrawati menyampaikan kegiatan dengan menyasar anggota tim percepatan penurunan stunting dan tim audit kasus stunting Denpasar ini melibatkan 40 orang.

Tujuan kegiatan ini, katanya, meningkatkan dan menyelaraskan program lintas sektor serta menyusun rekomendasi dan rencana tindak lanjut audit stunting.

"Materi yang diberikan dalam pertemuan ini di antaranya program percepatan penurunan stunting, prevalensi dan faktor risiko, serta asupan gizi seimbang," ujarnya.

Pada 2022, angka prevalensi stunting di Kota Denpasar tercatat 5,5 persen,menempatkan Denpasar sebagai kota di Bali dan Indonesia yang terendah prevalensi stunting.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024