Denpasar (Antara Bali) - Porsi pemasangan iklan politik diperkirakan akan menjadi yang terbesar seperti saat penyelenggaraan pemilu legislatif tahun 2009, menggeser reklame komunikasi.
"Kami memprediksi pemasangan iklan politik akan kembali menggeser porsi yang paling tinggi, yakni iklan komunikasi, saat menjelang pelaksanaan pesta demokrasi tersebut," kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Perusahan Periklanan Indonesia (P3I) AM Adhy Trisnanto, usai pelantikan pengurus daerah Bali, di Denpasar, Kamis.
Dia mengatakan, porsi iklan politik akan menjadi yang nomor satu mengalahkan produk lainnya. Hal itu berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Hal itu juga mempengaruhi peningkatan belanja iklan secara nasional yang rata-rata 10-15 persen, pada saat itu bisa lebih tinggi lagi.
"Kami perkirakan peningkatan belanja iklan saat perhelatan pesta demokrasi bisa mencapa 20-25 persen," ucapnya.
Berdasarkan catatannya, jumlah belanja iklan pada tahun lalu telah mencapai Rp100 triliun, 60 persen di antaranya diserap oleh televisi. (IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami memprediksi pemasangan iklan politik akan kembali menggeser porsi yang paling tinggi, yakni iklan komunikasi, saat menjelang pelaksanaan pesta demokrasi tersebut," kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Perusahan Periklanan Indonesia (P3I) AM Adhy Trisnanto, usai pelantikan pengurus daerah Bali, di Denpasar, Kamis.
Dia mengatakan, porsi iklan politik akan menjadi yang nomor satu mengalahkan produk lainnya. Hal itu berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Hal itu juga mempengaruhi peningkatan belanja iklan secara nasional yang rata-rata 10-15 persen, pada saat itu bisa lebih tinggi lagi.
"Kami perkirakan peningkatan belanja iklan saat perhelatan pesta demokrasi bisa mencapa 20-25 persen," ucapnya.
Berdasarkan catatannya, jumlah belanja iklan pada tahun lalu telah mencapai Rp100 triliun, 60 persen di antaranya diserap oleh televisi. (IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013